REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan meragukan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, persepsi publik (responden) terhadap tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurun 9,5 persen menjadi 47,2 persen.
"Saya tidak begitu percaya dengan faktor itu, meragukan itu, karena seharusnya popularitas diukur dengan kinerja, kinerja masih bagus. Dari sisi sisi ekonomi kita juga bagus," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, mengaitkan kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan masalah Nazarruddin tidak tepat. Sebab, keduanya menurut dia berbeda. Presiden Yudhoyono merupakan pemerintahan sementara Nazaruddin lebih terkait dengan Partai Demokrat.
Menurut dia, Presiden memiliki pengaruh yang kuat terhadap Demokrat. Bila kinerja pemerintahan baik maka Partai Demokrat akan terangkat. Namun berbeda dengan sebaliknya. Kinerja Partai Demokrat tidak memiliki korelasi langsung dengan presiden.
Dari sisi pemerintahan, menurut dia, Presiden Yudhoyono telah memerintahkan kepada aparatnya terutama KPK untuk mengusut tuntas kasus yang membelit Nazarrudin. Untuk itu, menurut dia, kini menunggu kinerja KPK.
Seperti dilaporkan sebelumnya, hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, persepsi publik (responden) terhadap tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menurun hingga 9,5 persen.
Peneliti Senior LSI Sunarto mengatakan, penurunan tersebut berdasar survei LSI pada 1-7 Juni 2011 dengan 1.200 responden di 33 provinsi, menggunakan teknik wawancara tatap muka dan tingkat kesalahan 2,9 persen.
Penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap Yudhoyono mencapai 9,5 persen, yaitu dari tingkat kepuasaan sebanyak 56,7 persen pada Januari 2011 menjadi 47,2 persen pada Juni 2011.