Selasa 28 Jun 2011 20:20 WIB

Sejarah Para Khalifah: Sultan Muhammad IV, Berkuasa di Tengah Prahara

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: artchive.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Muhammad IV lahir pada 2 Januari 1642 dan mangkat pada 1693. Ia berkuasa sejak 1648 hingga 1687. Ia adalah putra Sultan Ibrahim I dan permaisurinya Turhan Hadice.

Muhammad IV menerima jabatan sebagai sultan saat umurnya baru lima tahun. Orang-orang Eropa melihat, kini tiba saatnya untuk memporak-porandakan Kerajaan Utsmani. Oleh sebab itu, Eropa membentuk satu aliansi yang terdiri dari Austria, Polska (Polandia), Venezia, pendeta-pendeta Malta, Paus dan Rusia, yang mereka sebut sebagai "Aliansi Kudus".

Serangan kaum Salibis pun mulai masuk pemerintahan Utsmani. Saat itu, Allah SWT berkenan menjadikan keluarga Perdana Menteri Kuberyalali sebagai golongan yang banyak membantu membendung serangan-serangan musuh dan berhasil menguatkan posisi pemerintahan Utsmani. Kuberyalali meninggal pada 1661 M, setelah berhasil mengembalikan wibawa Daulah Utsmaniyah.

Sistem yang dijalankan Kuberyalali dilanjutkan oleh anaknya, Ahmad Kuberyalali, yang menolak tegas perdamaian dengan Austria dan Venezia. Dia bergerak memimpin pasukan Utsmani untuk memerangi Austria. Pada 1074 H, dia berhasil menaklukkan sebuah benteng terbesar yang ada di Austria; benteng Nuhezel di sebelah timur Wina pada 25 Shafar 1074 H/28 September 1663 M.

Pada masa perdana menteri ini, Prancis berusaha mendekati wilayah Daulah Ustmaniyah dan memperbaharui hak-hak istimewanya, namun ia menolak tegas. Prancis pun mengancam di mana Louis XIV, Raja Prancis, mengirim duta besarnya yang dibarengi dengan sejumlah armada perang.

Namun apa yang dilakukan Raja Louis XIV sama sekali tidak mengendurkan semangat juangnya. Malah pendirian perdana menteri itu kian kokoh. "Sesungguhnya keistimewaan itu adalah pemberian dan bukan kesepakatan yang wajib dilaksanakan," ujarnya.

Akibat semangat baja ini, Prancis menarik semua tekanannya dan mempergunakan taktik dan strategi lunak, serta taat pada pemerintahan Utsmani. Sehingga pemerintah Ustmani memperbaharui perjanjian lama dan mengembalikannya untuk memberikan perlindungan pada Baitul Maqdis pada 1084 H.

Dengan wafatnya Perdana Menteri Ahmad Kuberyalali, melemahlah tatanan pemerintahan Utsmani. Austria segera menyerang Hungaria dan mengambil alih benteng Nuhezel dan kota Pets, juga kota Budha. Prancis melakukan penyerangan ke wilayah Baghdad. Pada yang sama, kapal-kapal Venezia menyerang pantai-pantai Morah dan Yunani serta menduduki Athena dan Kuranata pada 1097 H dan beberapa kota lain.

Sejarah menyebutkan, para ulama dan pemuka-pemuka pemerintahan sepakat menurunkan Sultan Muhammad IV dari singgasananya. Ia pun diturunkan pada 1099 H dan digantikan oleh saudaranya, Sulaiman II.

sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement