Rabu 29 Jun 2011 08:44 WIB

Penasehat Obama: NATO tidak Menargetkan Qaddafi

Harold Koh, penasehat Presiden Barack Obama, menyebutkan AS dan NATO tidak menargetkan membunuh pimpinan Libya Moammar Qaddafi.
Foto: AP/Anja Niedringhaus
Harold Koh, penasehat Presiden Barack Obama, menyebutkan AS dan NATO tidak menargetkan membunuh pimpinan Libya Moammar Qaddafi.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Amerika Serikat dan sekutunya dalam NATO tidak mentargetkan pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, dengan serangan militer. Demikian seorang penasehat hukum Presiden Barack Obama menjamin para anggota parlemen pada Selasa (28/6).

Penasehat hukum Deplu AS, Harold Koh, mengatakan kepada Komisi Hubungan Luar Negeri Senat AS bahwa membunuh seorang kepala negara asing dilarang menurut aturan eksekutif (executive order). Aturan eskekutif tersebut berlaku dalam konflik di Libya. "Pembunuhan seorang kepala negara dilarang oleh aturan eksekutif," kata Koh kepada Senator Demokrat, James Webb, yang mengeritik penanganan Obama atas konflik Libya.

Saat didesak mengenai masalah itu oleh Senator Demokrat Jeanne Shaheen, Koh menekankan NATO tidak menyerang perorangan. Aturan peperangan aliansi itu menjelaskan bahwa mereka tidak mentargetkan Qaddafi.

Dalam pertemuan singkat dengan wartawan, Koh menegaskan,"Kami tidak mentargetkan Gaddafi. Kami tidak mentargetkan orang."

Rezim Libya menyatakan pada 1 Mei lalu bahwa serangaan NATO telah menewaskan putra bungsu dan tiga cucu Qaddafi. Tapi, pemimpin itu berhasil menyelamatkan diri tanpa cedera dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya pembunuhan yang disengaja.

Serangan NATO telah menghancurkan kantor Qaddafi di Tripoli. NATO menyebut kantor Qaddafi telah digunakan sebagai pusat komando dan kendali.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement