REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Khaled Misy'al menegaskan pentingnya membela Jerusalem yang sedang melewati satu periode paling gelap, karena terus menjadi target kebijakan yahudisasi Zionis Israel dan penghancuran identitas Islam dan Arabnya.
Demikian disampaikan Misy'al dalam pidato melalui video untuk konferensi Asia yang diadakan di Jakarta, Rabu (30/6). Misy'al menambahkan, "Kebijakan Zionis tersebut diberengi dengan keberpihakan dunia internasional secara resmi terhadap kebijakan dan tindakan yahudisasi Zionis ini." Dia menilai bahwa ini menjadi sisi paling gelap pada isu Palestina dan tempat-tempat sucinya.
Dalam pidato berjudul "Upaya Menepati Hak-hak Rakyat Palestina" tersebut Misy'al memuji dukungan besar yang terus dilakukan oleh rakyat dan pemerintah di kawasan Asia Tenggara untuk isu Palestina. Dia menilai dukungan ini mengembalikan isu Palestina pada kedalaman Islam dan kemanusiaan.
Dia mengatakan bahwa konferensi ini membuktikan posisi isu Palestina di kalangan bangsa-bangsa yang menolak penindasan dan tirani yang dilakukan oleh Zionis di Palestina.
Misy'al menyerukan agar diintensifkan dan dilakukan penyatuan upaya solidaritas kepada rakyat Palestina. Dia menegaskan peran semua lapisan bangsa dalam mendukung perlawanan dan perjuangan Palestina untuk mempertahankan tanah mereka guna melindungi tempat-tempat suci umat.
Misy'al melihat bahwa sisi cerah untuk menghadapi realitas gelap di al Quds, berupa "ketabahan legendaris rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka, meskipun tekanan internasional dan serangan Zionis begitu besar." Misy'al mengatakan, "Setiap kali praktik kekerasan Zionis meningkat, hal itu diimbangi oleh rakyat Palestina dengan dukungan penuh pada isu Palestina dan berpegang teguh lebih besar kepada tanah dan tempat-tempat sucinya."
Dia melanjutkan, "Apa yang terjadi di kawasan Arab adalah ekspresi tuntutan masyarakat pada hak-hak mereka, pada keadilan dan demokrasi. Ini merupakan dukungan nyata dan kesempatan emas untuk mendukung perjuangan isu Palestina."