REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Delapan imigran asal Timur Tengah yang kabur dari Rumah Karantina Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda, Kalimantan Timur, pada Jumat dinihari, sampai sekarang masih dalam pencarian.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Samarinda, Zaeroji, di Samarinda, Jumat (1/7), mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencari kedelapan imiran asal Timur Tengah itu.
"Sampai saat ini kami masih terus mencari keberadaan delapan imigran yang meninggalkan Rumah Karantina Kantor Imigrasi itu," katanya.
Namun, Zaeroji optimistis, kedelapan imigran tersebut tidak akan pergi jauh dan akan kembali berkumpul dengan imigran lainnya yang masih ditampung di Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda.
Tujuan mereka bukan ke Indonesia dan hanya sebagai tempat persinggahan untuk mengurus dokumen sehingga saya yakin mereka tidak akan pergi kemana-mana dan akan kembali bergabung dengan teman-temannya.
"Mereka meninggalkan negaranya untuk mencari kebebasan dan kehidupan yang lebih baik sehingga mereka tidak mungkin mau kelaparan dan akan berupaya menghubungi teman-temannya lagi," katanya.
"Mereka bukan tahanan jadi boleh dikatakan mereka kabur dan boleh juga tidak, sebab mereka hanya mencari kebebasan. Namun, kami tetap berupaya mencari mereka dan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian," ungkap Zaeroji.
Dari 33 imigran asal Iran, Afganistan dan Pakistan tersebut, kini tersisa 25 orang. "Di sini (Rumah Imigrasi) mereka hanya didata dan bukan diperiksa sebab mereka itu sudah terdaftar di UNHCR. Jadi, pendataan hanya untuk mengetahui nama, di mana mereka lahir dan kewarganegaraannya," katanya.
"Setelah proses pendataan, mereka kemudian akan diserahkan ke Rumah Detensi Kantor Imigrasi Balikpapan," ungkap Zaeroji.
Ke-33 imigran asal Timur Tengah itu dievakuasi ke Samarinda menggunakan KM Selvi Utami pada Kamis malam setelah diselamatkan nelayan saat perahu mereka karam di Selat Makassar.
Namun, hanya sekitar empat jam berada di Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda, 10 imigran tersebut kabur dengan cara memanjat pagar tembok bagian belakang rumah penampungan imigran itu.
Dua berhasil ditangkap sekitar setengah jam kemudian, namun delapan imigran hingga Jumat petang belum berhasil ditemukan.
Kedelapan imigran tersebut meninggalkan Rumah Karantina Kantor Imigrasi Samarinda dengan hanya pakaian yang melekat di badan dan tanpa membawa dompet serta telepon genggam.