REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Dulu, Kulsoom Abdullah selalu lepas jilbab saat bertarung di ajang internasional. Kini, bongkas pasang jilbab segera menjadi masa lalu di ajang olah raga angkat besi.
Bertahun-tahun, Kulsoom Abdullah memperjuangkannya. Kini, ia memenangkan pertempuran: diizinkan untuk mengenakan jilbab saat berlaga. Bahkan kini muncul seruan untuk mengubah aturan olahraga tersebut seputar busana atlet dalam kompetisi. Federasi Angkat besi Internasional (IWF) telah menyetujui pedoman baru untuk memberikan atlet wanita pilihan mengenakan pakaian saat berlaga.
Kulsoom Abdullah bukan anak bawang dalam peta olahraga angkat besi. Berbagai kejuaraan baik nasional maupun internasional pernah diraihnya.
Di luar angkat-mengangkat lifter, Kulsoom Abdullah juga tak bisa diremehkan. Ia bergelar PhD untuk teknik komputer dari Universitas Georgia.
Sebelum akhirnya IWF ketok palu menyetujui perubahan ketentuan tentang pakaian atlet wanita, jalan panjang dilaluinya. Ia sebelumnya meyakinkan Komite Olimpiade AS (USOC) tentang hal itu. Setelah USOC mengangguk, mereka mengusungnya dalam forum IWF.
USOC yang mendesak IWF untuk membuat perubahan dalam pertemuan di Malaysia awal pekan ini, dan disetujui. Presiden IWF, Tamas Ajan, mengatakan, "Modifikasi aturan dilakukan dengan memperpertimbangkan semangat keadilan, kesetaraan, dan inklusi."
Sekarang Kulsoom, yang bersaing di divisi angkat besi senior perempuan, bisa masuk berbagai kompetisi dunia dengan tetap berbusana Muslimah. "Saya sangat senang bahwa hal itu terjadi. Aku benar-benar bersyukur atas dukungan yang di luar sana. Saya berharap ini [perubahan] akan membantu cabang olahraga lain yang lain, sehingga Muslimah berjilbab bisa berpartisipasi di dalamnya," katanya.