REPUBLIKA.CO.ID, BANTAENG - Setelah program pemberantasan buta aksara Al-quran berhasil dilaksanakan, Forum Kajian Cinta Al-quran (FKCA) kini sedang menggaungkan program pemberantasan buta isi kandungan Al-quran.
"Program Pemprov untuk memberantas buta aksara Al-quran sudah berhasil, kini kita ingin isi dan kandungan kitab tersebut harus bisa dimengerti dan dipahami agar kelak dapat diamalkan," kata Pembina FKCA Sulsel Hj Majda Agus Arifin Nu'mang yang juga istri Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang di Bantaeng, Ahad (3/7)
Saat berbicara di depan anggota Majelis Taklim (MT) se Kabupaten Bantaeng dalam acara pengajian rutin yang berlangsung di rumah jabatan Bupati Bantaeng, Majda mengatakan, pemberantasan buta aksara Al-quran sudah berlangsung hingga ke pelosok desa.
Hal itu ditandai kehadian TPA-TPA yang juga sudah sampai ke pelosok. "Kini, tugas berat kita adalah bagaimana ummat Islam bisa mengerti dan memahami isi kandungan Al-quran tersebut sebab Al-quran merupakan pedoman dan petunjuk bagi ummat Islam," ujarnya.
Tidak ada keraguan bagi orang yang bertaqwa. Karena itu, ia berharap kepada Majelis Taklim yang mengikuti pengajian agar membawa Al-quran. "Jangan hanya mendengarkan ceramah, tetapi juga harus bisa membaca dan memahami isi kandungannya," ucapnya.
"Sekarang kan tidak sulit, banyak Al-quran yang sudah lengkap dengan artinya sehingga lebih memudahkan jemaah MT dalam melakukan pengkajian," tambah Dewan Penasehat BKMT Sulsel yang juga Rektor Universitas Islam Makassar itu.
Ia menekankan alasan ummat Islam harus cinta Al-quran. "Sebagai wujud dari cinta kita kepada Rasulullah Muhammad SAW," ujarnya.
Selain itu, Al-quran, imbuhnya, adalah pedoman dan petunjuk dalam kehidupan sebagai ummat Islam. "Karena itu, Al-quran tidak hanya dibaca tetapi juga harus bisa dimengerti dan dipahami dengan baik."
"Kalau kita sudah mengerti dan memahami, otomatis kita lebih mudah mengamalkannya sebagai tuntunan agar juga dapat kita siarkan dengan baik di tengah keluarga hingga di lingkungan sekitar kita," tuturnya.
Bila hal itu sudah bisa dilakukan, maka, ujarnya, tugas manusia "membumikan" Al-quran di tengah masyarakat akan lebih mudah dilakukan. "Al-quran merupakan bacaan yang sangat sempurna," tegasnya.