REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Untuk memberi darah segar, Pemerintah dan Komisi VI DPR-RI menyetujui suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Dana yang disuntikan nanti sebesar Rp561 miliar dan dialokasikan dari APBN 2011.
Keputusan tersebut merupakan salah satu kesimpulan Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menteri PPA/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana tentang PMN sejumlah BUMN di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (4/7).
"Pemerintah dan DPR dalam rangka program revitalisasi setuju memberi PMN kepada Merpati, dengan catatan telah melalui serangkaian kajian restrukturisasi PT Perusahaan Pengelola Aset," kata Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto.
Pemerintah dan Komisi VI juga sepakat melakukan penyehatan BUMN melalui pemberian PMN dan konversi rekening dana investasi/subloan agreement (RDI/SLA) dan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) bagi PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan PT Pindad.
Sementara itu Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo menyatakan bersyukur Komisi VI dan pemerintah akhirnya menyetuji PMN bagi perusahaan. "Prosesnya masih panjang karena harus juga terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Badan Anggaran DPR-RI," ujarnya.
Ia menjelaskan, dana PMN tersebut sebagian besar atau sekitar Rp320 miliar akan digunakan untuk revitaliasasi dan penambahan armada.
Sebelumnya disebutkan Merpati akan menambah enam unit pesawat meliputi 3 unit B-735, 2 unit B-734, 1 unit B-733, serta untuk meningkatkan sistem teknologi informasi meliputi sistem reservasi, sistem akutansi keuangan.
"Pada sejumlah pos keuangan kita juga melakukan efisiensi. Termasuk menunda sementara investasi pada layanan Merpati Maintenance Facilities (MMF), dan Merpati Training Center (MTC)," ujarnya.
Jhony memperkirakan pada tahun 2011 sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) perseroan memperkirakan laba operasional sekitar Rp312 miliar, naik dari hanya sekitar Rp234 juta pada 2010. Optimisme pertumbuhan laba operasional, selain diperoleh dari hasil efisiensi juga didapat dari hasil penambahan jumlah rute penerbangan.
Dana PMN, tambahnya, selain untuk modal kerja juga untuk memenuhi kewajiban yang saat ini tersisa sekitar Rp4,8 triliun yang umumnya kepada pihak pemberi pinjaman (lessor).