REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Amnesty International (AI) menuduh pemerintah Suriah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama penindasan mematikannya terhadap protes pro-demokrasi di sebuah kota perbatasan.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) yang berpusat di London itu mendesak PBB agar melakukan tindakan sehubungan dengan serangan pasukan keamanan dan militer di kota Tall Kalakh pada Mei lalu. Serangan ini dilakukan militer di tengah protes yang telah melanda negeri itu terhadap pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.
Dalam sebuah laporan, AI menuding adanya penyiksaan, kematian di penjara, dan penahanan secara sewenang-wenang selama operasi keamanan yang berlangsung selama beberapa hari di kota kecil dekat perbatasan Suriah-Lebanon tersebut.
"Keterangan yang telah kami dengar dari saksi mata mengenai peristiwa di Tall Kalakh memberikan gambaran yang sangat mengganggu tentang penyalahgunaan kekuasaan secara terarah dan sistematis guna memadamkan ketidakpuasan," kata Wakil Direktur AI Urusan Afrika Utara dan Timur Tengah, Philip Luther, Rabu (6/7),
Menurut laporan AI, pasukan keamanan dan militer memasuki kota kecil itu pada 14 Mei, setelah protes anti-pemerintah. Laporan yang berdasarkan wawancara dengan lebih dari 50 orang ini digelar AI melalui telepon.
Kelompok HAM ini belum diperkenankan memasuki Suriah. "Banyak warga laki-laki dikumpulkan dan sebagian besar dari mereka yang ditahan telah disiksa. Sedikitnya sembilan orang tewas di dalam tahanan," demikian penjelasan AI.