REPUBLIKA.CO.ID, DOMPU-- Komandan Kodim 1614 Dompu, Nusa Tenggara Barat Letkol Inf Kusdiro meminta seluruh masyarakat untuk tetap mewaspadai gerakan radikal yang diduga telah masuk ke darah ini.
"Sistim keamanan lingkungan (Siskampling) yang pernah ada, kami minta untuk diaktifkan kembali di setiap lingkungan rumah tangga (RT). Selain itu saya juga minta warga melapor apabila ada tamu yang menginap di rumahnya kepada ketua RT masing-masing dalam waktu 1x24 jam," katanya di Dompu, Kamis.
Ia mengatakan, dari laporan anggotanya, di Kabupaten Dompu terindikasi ada kelompok radikal, yang bisa mengancam stabilitas daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kusdiro mengatakan, TNI mempunyai tanggungjawab besar untuk mengatasi segala ancaman, tidak hanya dari luar melainkan juga dari dalam. Deteksi dini yang dimiliki TNI berperan untuk mendeteksi setiap gerakan yang membahayakan.
Menaggapi kejadian di polsek Bolo Kabupaten Bima, Kusdiro meminta aparat keamaan di darah ini untuk terus waspada. Pelayanan prima kepada masyarakat, tentunya menjadi kewajiban utama, namun tidak harus melepas kesiapsiagaan.
Seperti diberitakan sebelumnya pada Kamis (30/6) terjadi kasus pembunuhan Brigadir Rohamad Syaifudin, anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo ketika menjalankan tugas yang diduga dilakukan onum santri dari sebuah pondok pesantren di Bima.