REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komite Normalisasi akan mempersempit kemungkinan lobi antara calon Ketua Umum PSSI dengan pemilih dalam kongres yang akan berlangsung di Solo, 9 Juli mendatang. Waktu dan tata cara pemilihan akan diatur untuk meminimalisir kemungkinan praktik jual beli suara.
“Setiap waktu pergantian, terutama dalam proses putaran pertama dan kedua dalam pemilihan, akan berlangsung cepat. Sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya proses tawar-menawar,” kata anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono.
Tidak hanya waktu, peserta pun diwajibkan menaati aturan kongres yang lebih ketat. Arena kongres hanya diperkenankan untuk peserta yang terdiri atas pemilik suara, pengawas, tamu, media, dan panitia. Di luar itu, pihak lain tidak diizinkan masuk.
Peserta yang telah ada di dalam ruangan juga tidak diperkenankan untuk berlalu-lalang, kecuali untuk beribadah dan keperluan pribadi. Hanya ada satu titik penempatan bagi setiap peserta. Ini untuk menghindari terjadinya lobi yang tidak sehat dan juga meminimalisir terjadinya kekacauan dalam kongres. “Aturan dalam kongres ini mengacu pada FIFA,” tambah Joko.
Walau tiap satu daerah pemilihan diwakili dua peserta, namun mereka hanya punya satu tiket dalam proses pemilihan. Peserta lain yang tidak ikut proses pemilihan tetap diperkenankan untuk bersuara dan menyampaikan pandangannya dalam proses sidang.
Joko menegaskan tidak ada aparat kemanan yang akan bersiaga di arena kongres. Menurutnya, tidak perlu ada pengamanan pada peserta karena kongres PSSI sifatnya kekeluargaan dan tidak menjurus pada potensi pelanggaran hukum. “Tidak ada yang perlu diamankan,” katanya.