Kamis 07 Jul 2011 18:14 WIB

Keluarga Kraton Dukung Mundurnya Sultan dari Nasdem

Sultan HB X
Sultan HB X

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, GBPH Prabukusumo mendukung keputusan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut untuk keluar dari Organisasi Massa Nasional Demokrat (Nasdem).

"Setiap warga negara memiliki hak politik, begitu pula dengan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Sebagai adik pun, saya juga harus mendukung sikap beliau," katanya di sela-sela peluncuran buku karya George Junus Aditjondro di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, keputusan Sri Sultan HB X untuk keluar dari Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut tidak perlu dikaitkan dengan proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY di DPR RI.

Ia berharap, dengan keputusan tersebut, maka Sri Sultan HB X dapat menjadi seorang figur di Indonesia yang menjadi tempat bagi semua pihak untuk mengadu.

"Istilah anak muda sekarang adalah, Sri Sultan HB X bisa menjadi tempat curhat. Baik itu Presiden atau siapapun bisa meminta masukan kepada beliau," katanya.

Prabukusumo mengatakan, di Indonesia saat ini seperti kekurangan tokoh yang bisa dianggap sebagai seorang figur kuat. "Tokoh agama yang ada pun belum bisa menjadi panutan atau tempat curhat, karena biasanya mereka juga ikut terlibat politik," lanjutnya.

Sebelumnya, Sri Sultan HB X yang juga Gubernur DIY tersebut mengatakan bahwa ia telah resmi mundur dari ormas Nasdem sebagai sebuah kejelasan sikap.

Menurut dia, keputusannya untuk mundur dari Nasdem tersebut disebabkan organisasi tersebut menjadi partai politik.

Ia pun mengkhawatirkan, saat ormas tersebut berubah menjadi partai, maka pegawai negeri sipil (PNS) yang tergabung di dalamnya harus mundur dari pekerjaannya.

Sultan HB X mengatakan, surat pengunduran dirinya dari Nasdem tersebut ditulis memakai kop surat berlogo Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat karena merupakan sikap pribadi sekaligus menegaskan identitas diri.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement