Kamis 07 Jul 2011 19:52 WIB

Drama Penyanderaan di TK Malaysia Berakhir, Polisi Tembak Pelaku

Polisi Malaysia mengepung sebuah taman kanak-kanak di mana terjadi penyanderaan terhadap 30 siswa pada Kamis (7/7/2011)
Foto: EPA
Polisi Malaysia mengepung sebuah taman kanak-kanak di mana terjadi penyanderaan terhadap 30 siswa pada Kamis (7/7/2011)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Menyingkirkan opsi bernegosiasi, polisi Malaysia akhirnya menyerbu masuk ke sebuah taman kanak-kanak dan menembak pria bersenjatakan mandau yang menyekap 30 anak dan empat guru. Aksi itu akhirnya mengakhiri drama penyanderaan yang telah berlangsung 6 jam.

Deputi Kepala Polisi, di negara bagian Johor, Jalaluddin Abdul Rahman, mengatakan pria itu kini dalam kondisi kritis. Ia langsung dibawa ke rumah sakit setelah ditembak satu peluru di kepala.

"Semua 30 anak, berusia antara tiga hingga lima tahun dan empat guru mereka aman," ujarnya seperti dilansir kantor berita Bernama. Petugas kepolisian Johor mengonfirmasi pernyataan Jalaluddin.

Pria tersebut, sebelumnya membawa mandau dan sebuah palu dan tiba-tiba menerobos masuk sebuah sekolah TK dalam kawasan hunian di Johor pagi hari ini.

Petugas polisi mengatakan si pelaku--yang diyakini memiliki gangguan mental--mengikat seluruh sandera secara bersamaan di lantai dua bangunan sekolah. Ia mengancam membunuh anak-anak selama negosiasi dengan polisi bila ia tak diberi senjata api.

Petugas menuturkan, pasukan khusus dari kepolisian berhasil memasuki lantai dasar gedung berlantai dua itu dan menuju ke atas yang langsung diserang si pelaku dengan tabung pemadam kebakaran dan senjatanya. Polisi, ujarnya, tak memiliki pilihan kecuali menembaknya.

Ia menambahkan kini polisi tengah menyelidiki identitas si penyandera. Bernama melaporkan saat penyanderaan berlangsung anak-anak terdengar menyanyi dan diyakini itu adalah upaya untuk menenangkan si pelaku.

sumber : Guardian
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement