REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Sebanyak 35 orang guru agama di Provinsi Bangka Belitung (Babel), akan dibekali pendidikan multikultur untuk meningkatkan pemahaman dan kerukunan umat beragama di lingkungan sekolah.
"Pemahaman multikultur akan kami mulai dari pendidikan sekolah agar terjalin hubungan harmonis dan saling menghormati antarumat beragama dalam bermasyarakat," ujar Kepala Humas dan Protokoler Kantor Kemenag Babel, Amir Hamzah di Pangkalpinang, Jumat (8/7).
Pemahaman keberagamaan di masyarakat, katanya, penting untuk ditanamkan sejak usia dini agar kedepannya para siswa dapat menghormati agama dan keyakinan orang lain tanpa membeda-bedakan keyakinan yang dianutnya.
"Kami merasa peduli dengan kehidupan bermasyarakat yang berkembang saat ini, karena ada kelompok-kelompok yang berusaha memecah belah bangsa dengan mengatasnamakan agama atau kelompok tertentu," katanya.
Nilai-nilai agama seharusnya dipahami mendalam, kata dia, semakin dalam ilmu agama seseorang akan semakin mudah menerima perbedaan keyakinan, karena pada dasarnya setiap agama menjunjung tinggi nilai-nilai kamanusiaan.
Ia menambahkan, pemahaman-pemahaman perbedaan keyakinan inilah yang akan dikembangkan
Kemenag agar kedepannya terwujud persamaan pandangan dari masyarakat untuk lebih mengutamakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih bermakna jika setiap warga negara saling menghormati dan memahami perbedaan yang ada," katanya.
Pemahaman perbedaan tersebut, menurut dia, akan lebih efektif jika dimulai dari pelajaran agama yang diajarkan disekolah-sekolah, karena dengan saling memahami dan menghormati perbedaan akan membentuk karakter siswa yang berjiwa sosial.
Selain diajarkan di sekolah, katanya, orang tua juga memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman perbedaan keyakinan sehingga anak dapat memahami dan mengimplementasikannya di masyarakat.
Sementara itu, kegiatan tahunan berupa orientasi pendidikan multikultur tersebut rencananya dilaksanakan di hotel Sherata, Pasirpadi, Pangkalpinang dengan nara sumber dari Kemenag, Forum Kerukunan antarumat Beragama (FKUB), Kesbanglinmas dan STAIN SAS Babel.
Ia menambahkan, kegiatan yang akan dilaksanakan pada 11 sampai 12 Juli 2011 tersebut, rencanaya diikuti 35 guru agama perwakilan dari tujuh kabupaten/kota yang masing-masing mengirimkan lima orang.
"Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan menularkan materi yang disampaikan kepada guru-guru agama di daerah masing-masing melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)," pungkas Amir.