REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Usai menyatakan mundur sebagai angggota sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan Ormas Nasional Demokrat, Sri Sultan digantikan oleh mantan kepala staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn), Tedjo Edhy Purdijatno.
"Sehubungan dengan mundurnya Sri Sultan, maka dalam pertemuan konsultasi antara Ketua Umum, Sekjen PP Nasional Demokrat dan beberapa anggota Dewan Pertimbangan serta Dewan Pakar, memutuskan Tedjo Edhy menggantikan posisi Sri Sultan," kata Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan di Kantor Nasional Demokrat, Jakarta, Jumat (8/7).
Selain posisi tersebut, Nasdem juga mengganti posisi Ketua Pengurus wilayah Jawa Barat, yang sebelumnya dijabat Sudrajat yang juga mengundurkan diri. Untuk sementara jabatan ketua wilayah Jawa Barat akan dijabat oleh pejabat sementara, yakni Sholeh Sholahuddin.
Ferry mengatakan, perjalanan Nasional Demokrat yang belum genap dua tahun tentu belum semuanya berjalan ideal. "Tapi bagi kami yang terpenting adalah kesadaran untuk membangun negeri ini secara kolektif untuk menjadi lebih baik lagi," kata Ferry.
Nasional Demokrat bisa menerima dan memahami mundurnya Sultan dari organisasi kemasyarakatan pimpinan Surya Paloh tersebut. Surat pengunduran diri Sri Sultan sendiri, kata Ferry, diterima oleh Pengurus Pusat Ormas Nasional Demokrat pada Rabu (6/7) lalu.
Menanggapi alasan pengunduran diri Sri Sultan bahwa Ormas Nasional Demokrat akan berubah menjadi partai Nasdem, ia mengatakan Ormas Nasional Demokrat tidak pernah bermetaformosa menjadi partai politik.
"Kalau Nasional Demokrat membahas pembentukan partai, maka akan menyalahi keputusan rapimnas I, maka Nasional Demokrat tidak membahas hal tersebut," kata Sekjen PP Ormas Nasional Demokrat Syamsul Mua'rif.
Namun, lanjut dia, bila anggota ormas Nasional Demokrat ingin berpolitik praktis, maka wadahnya Partai Nasdem. Kami hanya berpolitik konseptual," kata Syamsul.
Ketua Dewan Pertimbangan PP Ormas Nasional Demokrat, Tedjo Edhy Purdijatno, menginginkan agar ormas ini tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan sebelumnya.
"Mundurnya beberapa pejabat tak akan menyurutkan langkah perjuangan dr ormas Nasional Demokrat. Ormas Nasional Demokrat tidak pernah menyingkat menjadi Nasdem," katanya mantan Kasal periode 2008-2009 itu.
Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan keluar dari organisasi masyarakat tersebut karena berubah menjadi partai politik. "Sejak awal dibentuk tidak ada kesepakatan organisasi masyarakat (ormas) Nasional Demokrat akan menjadi partai politik, karena saat ini ada deklarasi Partai Nasdem maka saya memilih mundur," katanya di Cangkringan, Sleman, Kamis (7/7).