Jumat 08 Jul 2011 18:50 WIB

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Pernikahan dengan Shafiyah binti Hay

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kini kaum Muslimin mengepung benteng Zubair. Pengepungan ini tampaknya cukup lama disertai dengan pertempuran yang sengit pula. Sungguhpun begitu mereka tidak juga berhasil menaklukkannya.

Baru setelah saluran air ke benteng itu diputuskan, pihak Yahudi terpaksa keluar dan dengan mati-matian memerangi kaum Muslimin, sekalipun mereka itu akhirnya lari juga. Dengan demikian benteng-benteng itu satu demi satu jatuh ke tangan Muslimin yang berakhir pada benteng Watih dan Sulalim dalam kelompok perbentengan Katiba.

Akhirnya kaum Yahudi meminta gencatan senjata dan mengajukan perdamaian. Semua harta-benda mereka di dalam benteng-benteng Asy-Syiqq, Natat dan Katiba diserahkan kepada Nabi SAW untuk  disita, asal nyawa mereka diselamatkan. Permohonan ini diterima oleh Rasulullah SAW. Beliau mengizinkan mereka tinggal di kampung halaman mereka, yang menurut hukum penaklukan sudah berada di bawah kekuasaan beliau. Kaum Yahudi akan mendapat separuh hasil buah-buahan daerah itu sebagai imbalan atas tenaga kerja mereka.

Rasulullah SAW memperlakukan Yahudi Khaibar tidak sama seperti terhadap  Yahudi Bani Qainuqa dan Bani Nadzir tatkala mereka dikosongkan dari kampungnya. Sebab dengan jatuhnya Khaibar, Rasulullah sudah merasa terjamin dari adanya ancaman dan bahaya Yahudi. Nabi SAW juga yakin bahwa mereka tidak akan bisa mengadakan perlawanan lagi.