REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Angkatan laut Amerika Serikat, Jepang dan Australia, Sabtu (9/7) akan melakukan latihan bersama di Laut China Selatan-- yang sebagian besar diklaim China sebagai wilayah maritimnya, kata kementerian pertahanan Jepang.
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang akan mengirim kapal perusak Shimakaze untuk bergabung dengan kapal perusak Angkatan Laut AS. Satu kapal patroli Angkatan Laut Australia juga bergaung untuk latihan komunikasi dan latihan lainnya di lepas pantai Brunei Darussalem, kata kementerian itu, Jumat (8/7).
Itu akan merupakan latihan gabungan militer pertama di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim China sebagai wilayah maritimnya. Tapi beberapa negara Asia tenggara juga mengklaim sebagian wilayah perairan itu.
"Latihan itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan taktis Pasukan Bela Diri Maritim Jepang dan memperkuat hubungan dengan angkatan laut negara-negara peserta," kata kementerian itu dalam satu pernyataan.
Ketegangan di Laut China Selatan yang strategis dan kaya sumber alam itu meningkat dalam pekan-pekan belakangan ini, dengan Filipina dan Vietnam menyatakan kecemasan mereka atas apa yang mereka sebut aksi militer China yang meningkat di sana.
Itu termasuk tuduhan-tuduhan pasukan China menembaki para nelayan Filipina, mengawasi kapal eksplorasi minyak yang dioperasikan satu perusahaan Filipina, dan mendirikan bangunan-bangunan di daerah-daerah yang diklaim Filipina.
Vietnam menyatakan kemarahannya setelah satu kapal China Mei lalu memutuskan kabel-kabel satu kapal survai Vietnam. Di Laut China Selatan terletak kepulauan Spratly, satu gugusan pulau yang diperkirakan kaya sumber mineral.