REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan komisioner KPU, Andi Nurpati, mencurigai ada pihak-pihak yang memanfaatkan kasusnya untuk menjatuhkan Partai Demokrat. Andi menilai, dengan menjatuhkan dirinya pihak tersebut dapat menjatuhkan Demokrat menjelang Pemilu 2014 mendatang.
Andi Nurpati Baharudin dilantik menjadi komisioner KPU sejak Oktober 2007 dan memutuskan keluar pada Juli 2010 untuk bergabung dengan Demokrat. Belakangan, Andi kuat dicurigai terlibat dalam upaya pemalsuan dan penggelapan surat Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pemilu 2009 untuk Dapil Sulsel 1.
"Mudah-mudahan enggak," ujar Andi yang bersangka baik saat menanggapi kemungkinan upaya penjatuhan Demokrat melalui dirinya. Hanya saja, lanjut Andi, dirinya memperhatikan pengungkapan kasusnya memang dikait-kaitkan dengan Demokrat.
"Masalah saya diungkap oleh Ketua MK hampir bersamaan dengan kasus Nazaruddin yang terkait Sekjen MK yang menerima uang," lanjutnya saat dihubungi, Ahad (10/7). Andi malah menyatakan keheranannya mengapa ada kesan kuat, kasus upaya suap Sekjen MK oleh Nazaruddin tidak diangkat.
Kasus usaha pemalsuan dan penggelapan surat MK yang melibatkan Andi Nurpati saat ini sedang didalami oleh DPR melalui Panja Mafia Pemilu. Selain Andi, Panja sudah memintai keterangan jajaran KPU, Bawaslu, MK maupun caleg berperkara dari Dapil Sulsel 1.