REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Israel mendeportasi dua aktivis pro-Palestina Sabtu malam, tetapi 118 orang lainnya masih ditahan setelah mereka tiba di Israel sebagai bagian dari protes pro-Palestina, kata seorang pejabat Israel, Ahad.
"Sepasang warga Belgia dipulangkan Sabtu malam, dan 118 aktivis pro-Palestina masih ditahan di penjara-penjara kami," kata juru bicara jawatan imigrasi, Sabine Hadad.
"Kami mengharapkan akan memulangkan mereka ke negara-negara mereka mungkin dalam 48 jam ke depan. Itu tergantung pada tempat yang tersedia di pesawat yang akan membawa mereka," tambahnya.
Para aktivis itu kini ditahan di penjara Ela Beersheva, Israel selatan dan penjara Guivon di Ramleh, dekat Tel Aviv.
Sebagian besar dari para aktivis yang ditahan itu adalah warga Prancis, tetapi juga ada warga-warga Amerika Serikat, Belgia, Bulgaria Belanda dan Spanyol juga ditahan.
Para aktivis itu ikut dalam kampanye "Welcome to Palestine" yang menurut rencana akan diikuti lebih dari 800 aktivis yang akan terbang ke Israel dan kemudian menuju wilayah-wilayah Palestina untuk mengunjungi para warga Palestina.
Pihak berwenang Israel memobilisi kekuatan diplomatik dan keamanan dalam usaha mencegah kedatangan para aktivis. Para pejabat mengatakan bahwa dengan memberitahukan maskapai-maskapai penerbangan asing tentang para pemegang tiket yang tidak akan diizinkan memasuki Israel, mereka telah mencegah ratusan aktivis pesawat di bandara-bandara mereka untuk berangkat.
Laman internet berita Israel Ynet, Sabtu mengatakan sekitar 50 aktivis Eropa pro-Palestina yang berhasil memasuki Israel setelah melalui prosedur keamanan di Bandara Ben Gurion telah memasuki Tepi Barat. Kampanye "Welcome to Palestine" dilakukan seperti satu armada kapal yang berusaha menembus blokade atas Gaza pada waktu lalu, dicegah meninggalkan Yunani.