Senin 11 Jul 2011 16:29 WIB

Dikhawatirkan Picu Peningkatan Pengangguran, Moratorium TKI ke Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono menilai penghentian sementara atau moratorium tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi mulai Agustus justru bakal menambah angka pengangguran pada masyarakat desa.

"Jumlah penduduk miskin di Indonesia yang tinggal di pedesaan saat ini ada sekitar 18,97 juta orang yang sebagian besar bekerja di sektor informal," kata Suswono pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (11/7).

Menurut dia, dengan diberlakukannya moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi mulai Agustus, angka penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan akan semakin meningkat.

TKI dari pedesaan di Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, kata dia, sebagian besar bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga, buruh perkebunan, buruh bangunan, sopir, dan profesi lainnya.

Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan, Menteri Pertanian mengusulkan agar pemerintah meningkatkan kegiatan di sektor pertanian, karena sektor ini masih menjadi tumpuan harapan TKI, yakni sebanyak 42,47 juta orang atau sekitar 38,16 persen dari total angkatan kerja.

"Kegiatan yang mampu menciptakan lapangan kerja di pedesaan akan diarahkan pada usaha peningkatan produksi jagung dan kedelai," katanya. Apalagi, kata dia, pemerintah sudah menargetkan peningkatan produksi beras surplus 10 juta ton pada 2012.

Suswono menjelaskan, sebagian besar TKI berasal dari pedesaan dan memilih bekerja di sektor informal di luar negeri karena kesulitan mencari nafkah yang layak di desanya. "Tidak semua calon TKI itu memiliki tanah garapan di desanya, tetapi sebagai buruh tani," katanya.

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah memutuskan untuk melakukan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi karena banyaknya kasus kekerasan terhadap TKI di negara tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement