REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menewaskan 12 warga di Afghanistan timur, kata pejabat setempat pada Selasa. Tapi tentara asing pimpinan Amerika Serikat menyangkal dan menyatakan membunuh pejuang Taliban
Pasukan asing menyasar gerilyawan Taliban semalam di kabupaten Azra, provinsi Logar, selatan ibukota Kabul, kata pejabat. NATO melancarkan serangan udara terhadap dua rumah, tempat gerilyawan diduga berkumpul untuk rapat, kata kepala polisi daerah Bakhtiar Gul.
"Duabelas warga, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas semalam sesudah pesawat NATO menyasar dua rumah," katanya, dengan menambahkan bahwa mayat empat gerilyawan Taliban ditemukan di reruntuhannya.
Tapi, juru bicara propinsi Din Mohammad Darwish menyatakan sejumlah "tak diketahui" warga tewas, bersama dengan tujuh Taliban.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO menyatakan membunuh "sejumlah" pejuang dalam serangan itu. Juru bicara ISAF Justin Brockho menyatakan tentara memburu komandan Taliban di kabupaten itu ketika mereka ditembaki dan minta bantuan serangan udara.
"Semalam, pasukan gabungan Afghanistan dan sekutu menewaskan banyak pemberontak dalam gerakan di kabupaten Azra di propinsi Logar," katanya. "Kami tidak memiliki laporan gerakan, yang menunjukkan warga disakiti," katanya.
Peristiwa itu terjadi sesudah pejabat Afghanistan pada pekan lalu menyatakan sampai 13 warga tewas oleh serangan udara NATO di propinsi Khost, Afghanistan timur. NATO menyatakan yang tewas adalah anggota keluarga komandan pejuang Haqqani, yang "tidak sengaja" terbunuh dalam pemboman itu.
Warga adalah korban terbesar dalam satu dasawarsa perang di Afghanistan, tempat sekitar 150.000 tentara asing ditempatkan dan korban di kalangan rakyat dalam gerakan tentara Barat adalah soal sangat peka.
NATO Kian Membahayakan
Tahun lalu adalah yang paling berdarah bagi warga, dengan catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan 2.777 kematian. PBB menyalahkan pejuang atas lebih dari tiga-perempat dari kematian warga pada tahun lalu, namun masalah itu mengobarkan kemarahan di kalangan rakyat Afghanistan terhadap pasukan asing, dengan menuding kehadiran NATO meningkatkan bahaya.
NATO pada tengah pekan lalu menyatakan "tanpa sengaja" membunuh sejumlah warga dalam serangan udara awal pekan itu dan menyelidiki juga tuduhan serangan udara terpisah, yang menewaskan dua warga sehari sebelumnya.
Pembunuhan atas warga oleh pasukan asing adalah sumber utama gesekan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan pendukung Barat-nya dan merusak perasaan banyak warga Afghanistan terhadap pasukan asing.
Sebelas orang, termasuk empat gerilyawan, tewas dalam serangan udara pada Selasa malam di kabupaten Shamal di propinsi Khost, Afghanistan timur, yang memicu unjukrasa marah, kata kepala polisi Sarder Zazai.
Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO menyatakan serangan udara itu menewaskan "beberapa gerilyawan", tapi bahwa "sejumlah anggota keluarga terkait" juga tanpa sengaja terbunuh.
Kematian itu memicu unjukrasa beberapa ratus warga Afghanistan, yang membakar patung tak dikenal, di desa Sayed Khel di kabupaten Shamal.
"Saya minta (Presiden Afghanistan Hamid) Karzai mengeluarkan (pasukan) Amerika Serikat dan NATO dari negara kami jika Anda bisa. Jika Karzai tidak mendengarkan permintaan kami, kami akan menyeru jihad melawan Amerika Serikat," kata Haji Mirbaz Khan, kepala desa