REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia akan menampilkan tari saman dari Aceh dalam Festival Internasional Musik Sufi pada 17-21 Juli mendatang. Acara tersebut digelar di tiga tempat, yakni Taman Ismail Marzuki, UIN Syarif Hidayatullah, dan TVRI. Dipilihnya TIM karena ingin memulihkan citranya sebagai tempat dihelatnya seni leluhur bangsa.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Nasaruddin Umar, mengatakan tari saman mengandung simbol-simbol gerakan pemujaan terhadap keaguangan Allah. Namun, nanti tari saman akan di kompilasi dengan tari daerah dari Jawa dan Ambon yang mengandung unsur sufistik.
Dengan begitu, kata dia, kesenian daerah yang beragam dari berbagai Indonesia dapat ditampilkan dengan penuh kesyahduan. “Kami ingin buktikan, seni itu berperan dalam proses pengislaman di Nusantara. Karena cara dakwah melalui kesenian itu dilakukan di semua negara,” jelas Nasaruddin, Rabu (13/7).
Nasaruddin menjelaskan, peserta dari Pakistan akan menampilkan musik sufi yang dipengaruhi unsur Hindu dan Budha yang mengandung nilai-nilai keislaman. Begitu juga tarian dari Iran, yang diliputi budaya Persia berunsur ritus spiritual tingkat tinggi.
Apalagi dari Turki tempat lahirnya tarian sufistik whirling dervishes yang diciptakan Jalaludin Rumi. Adapun, untuk Maroko dan Mesir memiliki kemiripan tarian tradisional dengan budaya Indonesia.
Menurut Nasaruddin, tarian sufistik itu dapat membentuk budi pekerti umat. Pihaknya ingin generasi muda Islam bangga dengan kesenian religius tradisionalnya. Apalagi di Eropa dan AS muncul gejala di kalangan masyarakat Muslim lagi gandrung kesenian religius yang mengajarkan ketinggian moral dan spiritual itu.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Euis Sri Mulyani menjelaskan, setiap peserta bisa menunjukkan kedalaman simbol tarian religius. Diharapkan penonton tidak hanya melihat gerakan atau hal yang tampak, Melainkan, melihat kedalaman simbolisasi dari spiritualitas dari makna sufistik tarisan tersebut.