REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Polisi mengamankan jenazah korban tewas ledakan bom di Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Firdaus alias Suriyanto, dan langsung dibawa ke RSUD Bima, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil otopsi sementara, sebagian kepala Firdaus pecah akibat ledakan yang diduga dari bom rakitan tersebut.
"Dari hasil otopsi sementara, ada luka pecah dari atas telingan sampai rahang bawah bagian kanan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/7).
Anton menjelaskan luka tersebut didapat dari ledakan yang diduga bom rakitan di dalam Ponpes Umar Bin Khattab. Selain mengalami pecah pada sebagian kepalanya, Firdaus juga menderita luka robek di bagian pundak kanan dan kiri serta telapak kaki kiri yang hancur.
Saat ini jenazah Firdaus masih diamankan dan dijaga polisi di RSUD Bima untuk kepentingan otopsi atau visum et repertum. Meski pihak keluarga Firdaus dahn santri ponpes meminta agar jenazah dipulangkan untuk dimakamkan, polisi tidak mengijinkannya. "Jenazah Firdaus masih diperlukan untuk otopsi dan rekonstruksi," ujarnya.
Ledakan di Ponpes umar Bin Khattab terjadi pada Senin (11/7) pukul 15.30 WITA. Dalam ledakan tersebut menewaskan satu orang yaitu Firdaus alias Suriyanto. Sampai saat ini polisi masih negosiasi dengan santri ponpes agar dapat masuk untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam ponpes.