REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Polisi akhirnya dapat memasuki pondok pesantren Umar Al-Khattab di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kabareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Sutarman, mengungkapkan saat ini polisi sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp).
"Saksi-saksi yang ada sudah diperiksa. Polisi melakukan olah tkp hari ini,"ujarnya, usai menghadiri rapat gabungan dengan timwas kasus Bank Century DPRRI di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (13/7).
Menurut mantan Kapolda Metrojaya, berhasilnya polisi masuk ke pondok pesantren karena didukung penuh oleh kekuatan tim gabungan dari Brimob dan unsur lain di kepolisian. "Negara tidak boleh kalah,"jelasnya.
Pada Senin (11/7) sekitar pukul 15.30 Wita, terjadi ledakan yang diduga bom rakitan di salah satu ruangan dalam Ponpes Khilafiah Umar bin Khatab, yang menewaskan seorang pengurus ponpes Firdaus. Namun, sejak saat itu hingga kini polisi belum bisa melakukan olah TKP untuk mengetahui jenis bahan peledak maupun penyebab ledakan yang suaranya cukup keras dan menimbulkan asap itu.
Pengurus ponpes selalu menghalang-halangi petugas yang hendak masuk ke ponpes itu, dan adanya sejumlah informasi yang menyatakan dalam ponpes itu ada bahan peledak dan sejumlah senjata api. Pihak yang mengambil jenasah Firdaus di lokasi ledakan itu juga bukan aparat kepolisian, melainkan sanak keluarganya, karena tidak diizinkan oleh pengelola ponpes tersebut.