REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Pemerintah Australia akan memulangkan tiga remaja berasal dari Desa Daudolu, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur yang ditangkap di perairan laut Australia pada April 2010 karena membawa sejumlah imigran gelap.
"Menurut rencana, hari Jumat (15/7) Pemerintah Australia akan membawa sendiri tiga orang remaja asal Rote kembali ke rumah orang tua masing-masing," kata Bupati Rote Ndao, Leonard Hanning, ketika ditemui di Kupang, Rabu.
Saat mengantar tiga remaja tersebut, katanya, petugas Pemerintah Australia akan menyingahi Kupang dan selanjutnya menuju Pulau Rote untuk menyerahkan secara langsung mereka kepada orang tua masing-masing.
"Tiga orang remaja itu masih di bawah umur sehingga tidak mendapat hukuman penjara dari Pemerintah Australia. Mereka hanya menjalani proses persidangan saja," kata Leonard yang biasa disapa Lens Hanning itu.
Ia menyambut positif dan merasa senang dengan iktikad baik Pemerintah Australia mengantar sendiri anak-anak itu kepada orang tua. "Itu berarti selama ini terjadi hubungan baik antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Kabupaten Rote Ndao," katanya.
Setelah tiga remaja itu tiba di Rote, katanya, pihaknya akan menyediakan lapangan pekerjaan kepada anak-anak itu. "Kita akan bantu mereka agar bisa bekerja mengolah usaha rumput laut atau menjadi nelayan yang selama ini memang menjadi pekerjaan pokok mereka," katanya.
Tiga anak remaja itu adalah John Ndolu (17), Ose Lani (15), dan Ako Lani (16). Mereka ditangkap di perairan laut Australia pada April 2010 bersama sejumlah imigran gelap. Mereka didakwa melanggar pasal 233 C Migration Act 1958 karena membawa lima atau lebih penumpang tanpa dokumen resmi.
Ia mengatakan, mereka diduga terlibat perdagangan manusia karena tergiur dengan bayaran yang mahal. "Sekali mengantar imigran ke Australia mereka bisa dibayar hingga belasan juta rupiah," katanya.
Albert Lani, ayah kandung Ose Lani, mengakui, putranya berangkat ke Australia membawa imigran gelap. "Kami biasa melayani permintaan mengantar imigran gelap ke Australia karena bayaran yang mengiurkan. Sekali antar bisa mencapai belasan juta rupiah," katanya.
Pada kesempatan terpisah Jublina Ndolu, orang tua John Ndolu, mengaku senang karena anaknya akan kembali ke Rote.
"Sudah satu tahun lebih saya tidak bertemu dengan John. Saya bersyukur karena anak saya bisa pulang dengan selamat," kata Jublina.