Kamis 14 Jul 2011 21:56 WIB

Meski Dibeking Pemerintah, Film Propaganda Cina 'Dipecundangi' Kisah Donnie Yen

Adegan Film Wu Xia
Adegan Film Wu Xia

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Bukan lagi fakta mengejutkan bila bintang kung-fu, Donnie Yen, duduk di peringkat atas box office di Cina. Kejutannya, adalah film apa yang berhasil disingkirkan dari daftar tersebut.

Film seni bela diri berjudul “Wu Xia” yang dibintangi Yen, nangkring di box office pekan lalu. Film itu mengambil alih “Beginning of the Great Revival,” yang dipromosikan besar-besaran oleh pemerintah karena mengandung epik propagandan tentang awal-awal hari pembentukan Partai Komunis.

“Wu Xia,” yang dirilis 4 Juli, menyedot 101 juta yuan, atau 15,6 juta dolar (Rp133 miliar) selama satu pekan terakhir Juli, demikian menurut perusahaan riset media berbasis di Beijing, EntGroup. Perolehan itu terpaut jauh dari peringkat kedua 'Revival' yang hanya meraup 31,3 juta yuan.

Film itu, yang bertaburan bintang-bintang besar Cina, termasuk Chow Yun-fat, Fan Bingbing, Andy Lau, Liu Ye dan Daniel Wu, berkisah tentang sejarah jatuhnya Dinasti Qing pada 1911 hingga pendirian partai komunis pada 1921. Namun karena ada pemerintah Cina dibalik 'Revival', film itu pun terdongkrak. Kini mencapai total 348 juta yuan sejak luncur 15 Juni lalu.

Jaringan bioskop di Cina bersumpah 'melakukan upaya habis-habisan' untuk mempromosikan film tersebut, plus 30 film propaganda lain--yang sebenarnya tak terlalu moncer--sebagai peringatan ulang tahun partai komunis, demikian lapor kantor berita negara, Xinhua.

Wall Street Journal menulis awal bulan ini bahwa banyak pegawai pemerintah diminta untuk menonton 'Revival dan seluruh Sinema diperintahkan untuk tidak menaikkan premier blokbuster Hollywood selama film itu tayang di bioskop. Tantangan terberat justru di luar dugaan. Film besutan dalam negeri sendiri seperti 'WU Xia' ternyata  memukul  film andalan pemerintah cina.

“Wu Xia” adalah thriller 'tikus dan kucing' tentang pembunuh tobat dengan masa lalu yang mengejarnya saat bersembunyi di sebuah desa terpencil. Drama senilai 20 juta dolar dengan sutradara Peter Chan itu juga .”

sumber : Wall Street Journal
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement