REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Anders Fogh Rasmussen meminta anggota aliansi untuk mengirimkan pesawat yang lebih banyak untuk memberikan serangan mematikan pada target-target di Libya.
"Saya mendesak semua sekutu yang memiliki pesawat "nganggur" untuk mengambil bagian dalam operasi ini," kata Rasmussen ketika bertemu Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Jumat (15/7).
Menurut Rasmussen, tidak mungkin melindungi warga sipil di Libya dengan efektif tanpa melakukan serangan-serangan terhadap unit militer penting yang dapat digunakan untuk menyerang warga sipil.
Operasi militer yang dipimpin NATO melawan Qaddafi mulai pada tanggal 19 Maret, menyusul resolusi PBB yang memberikan otoritas "untuk mengambil semua langkah yang diperlukan" demi membantu dan melindungi warga sipil Libya dari serangan pasukan Qaddafi. Misi NATO ini kemudian diperpanjang sampai akhir September.