REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Angka kematian ibu dan anak di Indonesia hingga kini masih cukup tinggi, karena pendarahan pada kasus melahirkan.
Bendahara Pengurus Ikatan Bidan Indonesia Pusat, Tumina W menyampaikan itu pada hari ulang tahun IBI di Palembang, Sabtu (15/7) yang juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Zulkarnain Noerdin.
Menurut dia, angka kematian ibu dan anak itu masih tinggi, karena pendarahan yakni pada saat persalinan. Pendarahan pada kasus melahirkan seharusnya dapat dihindari yakni dengan tidak terlalu sering hamil, karena itu peran bidan sangat diperlukan, katanya.
Ia mengatakan, IBI sebagai organisasi profesi satu-satunya wadah persatuan dan kesatuan bidan Indonesia. Salah satu tujuannya adalah berperan serta dalam pembangunan terutama dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, ujarnya.
Organisasi profesi IBI adalah satu-satunya wadah profesi bidan Indonesia lahir pada 24 Juni 1951 di Jakarta dan disahkan oleh Menteri Kehakiman No.60/954 pada 15 Oktober 1954.
Saat ini IBI memiliki jajaran pengurus daerah di 33 provinsi, pengurus cabang di 445 kabupaten dan kota, kemudian pengurus ranting di 1.944 di kecamatan/unit kerja/institusi pendidika.
Jumlah anggota IBI saat ini sebanyak 89.000 orang dari sekitar 200 ribu bidan di Indonesia, kata Tumina.