REPUBLIKA.CO.ID, Muhammad Wahidin adalah Khalifah Turki Utsmani yang menjabat pada periode 1918-1922. Ia juga Khalifah Islam ke-100. Saudara Muhammad Risyad ini naik tahta akibat meninggalnya Yusuf Izuddin, sang pewaris tahta. Ia naik ke puncak kekuasaan pada 4 Juli 1918.
Perang Dunia I menyebabkan bencana bagi Khalifah Turki Utsmani. Angkatan bersenjata Inggris telah merampas Baghdad dan Yerusalem selama perang dan sebagian besar kekhalifahan akan dibagi-bagikan kepada kuasa Eropa.
Dalam Konferensi San Remo pada April 1920, Prancis telah diberi mandat atas Suriah dan Britania Raya telah diberi mandat atas Palestina dan Mesopotamia. Pada 10 Agustus 1920, perwakilan Muhammad menandatangani Perjanjian Sevres, yang mengakui mandat itu, melepaskan kendali Utsmani atas Anatolia dan Izmir, menghilangkan perluasan Turki, dan mengakui Hijaz sebagai negara merdeka.
Kelompok nasionalis Turki (yang dibekingi pihak Barat) dengan persetujuan Sultan atas pemukiman-pemukiman tadi. Sebuah pemerintahan baru, Majelis Nasional Agung Turki, dipimpin oleh Mustafa Kemal Ataturk telah terbentuk pada April 1920, berpusat di Ankara. Pada 23 April, pemerintahan Muhammad ditiadakan dan konstitusi sementara disahkan.
Kelompok nasionalis berhasil menghilangkan kekuasaan khalifah pada 1 November 1922 dan Muhammad Wahidin meninggalkan Istanbul, menaiki kapal perang Inggris pada 17 November menuju Malta. Ia tinggal di Italia Riviera dan meninggal pada 15 Mei 1926 di San Remo, Italia. Pada 19 November 1922 sepupunya, Abdul Majid II, diangkat sebagai khalifah.