REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dipersilahkan untuk maju menjadi Calon Presiden 2014 nanti. Kemampuannya berpolitik nanti bakal diuji. Perkara nanti akan menang atau kalah biar masyarakat yang menentukan.
“Silahkan saja, karena Sri Mulyani bangsa Indonesia dan berhak menggunakan hak politiknya,” Ujar Pengamat Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, saat dihubungi, Kamis (21/7).
Menurutnya, Sri Mulyani memang pantas menyalonkan diri, karena selama menjadi menteri keuangan, dia dianggap jujur dan tegas memperbaiki perekonomian. Arbi menganggap selain Sri Mulyani, harus diuji kemampuannya dan dedikasinya terhadap bangsa ini.
Belakangan ini isu Sri Mulyani didukung pihak asing berkembang. Sejumlah diplomat asing diduga mendekati purnawirawan TNI untuk mendukung Sri Mulyani menjadi Presiden 2014 nanti. Purnawirawan dianggap ingin bermanuver dengan menyuarakan Indonesia harus menjaga kedaulatannya dan tidak bergantung dengan asing.
Mereka dianggap terjebak hanya dalam satu kepentingan politik. “Mereka masih awam terhadap politik,” imbuhnya. Yang mereka pikirkan hanyalah era Soekarno. Sedangkan saat ini zaman sudah berubah.
“Sekarang saya tanya, siapa yang tidak bergantung dengan asing,” tegasnya. Negara Malaysia bisa lebih baik dari Indonesia karena memanfaatkan asing. Begitu juga dengan Negara-negara lain yang sampai saat ini terus berkembang.
Arbi menduga mereka yang menolak Sri Mulyani adalah yang pernah mendemo Sri Mulyani terkait kasus Century. Mereka menganggap Sri Mulyani adalah oknum neo Liberalisme. Pengamat politik ini manyatakan sekarang ini tidak ada yang bisa lepas dari paham itu.
Tak adalagi yang bisa diperbuat selain mengambil keuntungan dari paham itu. Sri Mulyani juga diharapkan mengambil keuntungan dari mereka yang anti neoliberalisme. Prinsipnya, jelas Arbi, adalah mendayung diantara dua karang.