REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Utusan nuklir Korea Selatan dan Korea Utara diperkirakan akan bertemu di sela-sela Forum Asia di Bali pada Jumat (22/7). Itu adalah kontak tingkat tinggi pertama mereka sejak meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea tahun lalu, menurut berbagai laporan.
Wi Sung-lac, utusan nuklir Korea Selatan, dan Ri Yong-ho, wakil menteri luar negeri Korea Utara yang menangani diplomasi nuklir, diduga akan bertemu untuk pembicaraan tidak resmi di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri ASEAN, kata kantor berita Yonhap.
Sementara itu di Washington, calon duta besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan mendatang, Kamis (22/7) menyuarakan keraguan bahwa Korea Utara siap untuk serius kembali ke perundingan meski pihaknya mengimbau dilakukannya pembicaraan itu.
"Kami tidak yakin bahwa mereka benar-benar siap untuk serius kembali ke diplomasi dan perundingan," Sung Kin, yang kini adalah utusan khusus untuk perundingan enam negara yang lama macet, mengatakan dalam sidang Senat saat pencalonannya ke Seoul.
"Itulah mengapa saya berpikir Seoul dan Washington keduanya telah sangat berhati-hati untuk kembali ke meja perundingan. "Mengingat apa yang telah terjadi dalam dua tahun terakhir, saya pikir Korea Utara perlu membuktikan bahwa mereka justru akan menjadi mitra serius ketika melanjutkan negosiasi," tambahnya.
Korea Utara menarik diri dari pembicaraan enam negara pada tahun 2009, menuduh Amerika bermusuhan. Kemudian Pyongyang melakukan uji bom nuklir dan tahun lalu melakukan penembakan-penembakan terhadap pulau sipil di Korea Selatan dan diduga menenggelamkan kapal angkatan laut Korea Selatan, insiden yang menewaskan 50 orang.