REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pelatih tim nasional Indonesia, Wim Rijsbergen, sampai geleng-geleng kepala melihat kondisi lapangan yang sangat parah di Ashgabat Olimpic Stadium, Turkmenistan. Lapangan tersebut yang digunakan untuk pertandingan pertama Pra Piala Dunia 2014 antara Indonesia lawan Turkmenistan pada Sabtu (23/7).
"Lapangannya sangat parah. Harus ada perubahan strategi," kata Wim dikutip dari situs resmi PSSI.
Dalam kondisi lapangan yang buruk tersebut, Indonesia dapat menahan imbang tim tuan rumah dengan skor 1-1. Kondisi lapangan yang buruk itu juga sangat menyulitkan gaya permainan timnas Indonesia yang mengandalkan bola-bola pendek menyusur tanah.
Terkait buruknya lapangan ini, manajemen timnas sudah mempertanyakan kelayakannya kepada perwakilan FIFA di Turkmenistan. "Bukan cuma protes, bahkan kami sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan,'' kata Desy Christina, Media Officer timnas Indonsia. ''Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?''
Meski kondisi lapangan sangat buruk, para pemain timnas Indonesia tetap semangat menjalani latihan hingga pertandingan. Cuaca panas yang mencapai 40 derajat celcius pun tidak terlalu dipermasalahkan oleh pemain.
Kekecewaan timnas kepada tuan rumah juga dirasakan pada layanan dari panpel lokal. Timnas tidak mendapatkan Liason Officer (LO) tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali.
Kesulitan lainnya yang didapat di Turkmenistan adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepak bola Turkmenistan.