REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON – Perayaan Ramadan tahun ini tak akan sama untuk Muslim Hamilton. Mereka tengah bersiap menyambut bulan puasa dengan kehadiran masjid baru, berupaya keras selama lima tahun demi menyaksikan bangunan benar-benar berdiri.
"Ramadhan bulan sangat spesial bagi semua Muslim," ujar juru bicara untuk Asosiasi Muslim Hamilton (MAH), Kamran Bhatti, kepada Hamilton Spectator, Sabtu (23/7).
Berdiri di atas lahan seluas 2.200 meter pengelola MAH menuturkan lahan itu dibeli sekitar 20 tahun lalu. Namun komunitas Muslim baru bisa menyaksikan tempat ibadah tersebut sekitar lima tahun.
Mendekati rampung, MAH mendorong Muslim untuk mendonasikan sekitar 200 ribu dolar dalam beberapa pekan terakhir sebelum Ramadhan untuk menyelesaikan pekerjaan terakhir dan membayar izin hak bangunan sementara agar Muslim dapat beribadah berjamaah dalam masjid yang sedang dibangun.
"Banyak kedermawaan dan semangat spiritual besar di sini," ujar Bhatti.
"Bagi Muslim, saat mereka berpuasa, mereka juga mengingat kaum yang kurang beruntung sehingga ada aspek spiritual di sini. Jadi kami ingin berbagi dengan banyak orang sesegera mungkin dan mengumpulkan mereka dalam satu lokasi."
Komunitas Muslim masih mengingat di saat mereka menggunakan masjid asli Mountain, di mana mereka berpencar mulai dari lantai satu, shalat di koridor sekolah, di ruang dewan kota, dan aula senam sekolah. Sementara di masjid baru bahkan wanita pun memiliki tempat di lantai dua.
Melakukan sentuhan akhir, para pekerja kini tengah memasang pemanas, ventilasi dan penyejuk ruangan, dinding pengering dan insulasi, mengecat dan melakukan pekerjaan interior. Proyek tersebut total menghabiskan dana 2,3 juta dolar AS (Rp19 milyaran).
"Kami mendorong komunitas untuk mendonasikan sebagian dana demi merampungkan segera karena mereka pun lelah dan tak sabar untuk menuntaskan proyek ini," ujar kordinator proyek, Fayez Agina.
Sementara masjid tua akan diubah ke dalam pusat komunitas yang terbuka untuk umum. MAH, ujar Bhatti, juga mempertimbangkan membangun aula senam baru untuk Sekolah Islam Hamilton.
Kegembiraan
Kini komunitas Muslim Hamilton kini antusias menunggu masjid baru mereka. "Komunitas sangat gembira karena mereka dapat menyentuh dan merasakan langsung," ujar Batti. "Mimpi yang terwujud,"
Setia menjadi jamaah selama 10 tahun, Mohammad Abu, mengatakan angka 200 ribu dolar tidaklah terlalu tinggi mengingat Muslim kian meningkatkan kedermawaan saat Ramadan.
"Saya sungguh gembira luar biasa. Saya menunggu saat pembukaan," ungkap Abu, 40 tahun. "Ini benar-benar istimewa."
Direktur dewan MAH, Uzma Qureshi, juga menantikan penyelesaian masjid. Wanita itu pun juga telah menjadi bagian komunitas selama 34 tahun. Ia menuturkan bagian lantai mezanin masjid akan difungsikan sebagai area anak-anak dengan dinding kedap suara.
Masjid dirancang untuk memiliki kapasitas sekitar 1000 hingga 1.200 jamaah. Khusus untuk shalat Jumat akan dilaksanakan dua kali demi mengakomodasi seluruh komunitas, demikian Bhatti menuturkan. Ia menambahkan saat Ramadhan, jumlah jamaah akan melonjak hingga 1.700 orang.
Bila seluruh bagian masjid hingga area halaman digunakan, masjid akan mampu menampung 2000 orang hingga 2.200 orang, mulai dari lantai utama hingga di lantai mezanin.
Kini, ujar Bhatti, ada sekitar 30 ribu Muslim di Hamilton. Angka itu bertambah dua kali lipat sejak dekade lalu. Muslim terdiri 1,9 persen dari total penduduk Kanada berjumlah 32,8 juta jiwa. Islam adalah agama terbesar kedua di negara itu setelah Nasrani.