REPUBLIKA.CO.ID, Norwegia mendadak heboh. Pangkalnya adalah aksi membabi-buta yang dilakukan Anders Behring Breivik. Tanpa rasa belas kasih, Breivik menembak dan juga mengebom sekitar 92 warga Norwegia secara membabi buta, walaupun polisi Norwegia meralat jumlah korban menjadi 76.
Ada kesan Breivik merupakan suatu sel dalam jaringan lebih luas Eropa, yakni aktivis revolusioner Ksatria PCCTS. Nama ini menunjuk pada ksatria perang salib Abad Pertengahan yang berperang melawan Islam.
Pakar terorisme Beatrice de Graaf belum pernah mendengar tentang gerakan tersebut. Juga pelaku bom UNA, Theodore Kaczynski, yang antara tahun 1978 hingga 1995 mengirim sebanyak 16 surat bom.
Sedangkan Timothy McVeigh, pada 1995 melancarkan serangan bom di Oklahoma, melihat dirinya sebagai juru selamat. Mereka juga menulis manifesto yang menimbulkan kesan seolah mereka adalah bagian dari jaringan yang lebih luas.
De Graaf membantah bahwa dinas rahasia terlalu banyak mengarahkan perhatian kepada terorisme muslim ketimbang ekstremisme kanan.
"Menarik bahwa dinas rahasia, juga di Belanda, berulangkali mengatakan cukup mengendalikan jaringan jihadis. Pada waktu bersamaan orang juga berulangkali memperingatkan adanya para pembenci sistem atau 'lone wolves' atau ekstremisme kanan. Tapi peringatan itu diabaikan. Ketakutan akan terorisme ditentukan secara budaya. Setelah berita-berita pertama dari Norwegia, orang langsung menanggapinya sebagai tindakan organisasi mirip Alqaida," bebernya.
Tersangka teror Norwegia, Anders Behring Breivik, punya rencana rinci yang mengerikan, disertai dengan penjelasan dari ideologi di belakang mereka. Dalam sebuah manifesto setebal 1.500 halaman, yang ia terbitkan secara online sejam sebelum serangan, ia antara lain menekankan pentingnya dikobarkannya Perang Salib melawan Muslim di Eropa.
Breivik kini disalahkan atas serangan teror terhadap kantor pemerintah Norwegia dan retret di pulau untuk orang-orang muda yang meninggalkan setidaknya 93 korban tewas.
Manifestonya, yang kini tengah diteliti polisi, penuh dengan gembar-gembor terhadap imigrasi Muslim Eropa dan bersumpah membalas dendam secara 'adat Eropa' terhadap siapa saja yang 'mengkhianati warisan Eropa'. Ia menambahkan bahwa mereka akan dihukum karena mereka melakukan "tindakan khianat."