Selasa 26 Jul 2011 20:07 WIB

Alquran dan Sains: Penciptaan Manusia (2)

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: sciencedaily.com
Ilustrasi

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Sebagian dari musuh Islam, ada juga yang membuat bantahan atas firman Allah SWT: "Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani". Mereka berkata, "Dari apa sebenarnya manusia diciptakan? Apakah dari tanah (debu)? Atau dari air mani? Jika benar manusia diciptakan dari tanah sekaligus dari air mani, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami katakan, sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa manusia tercipta dari gabungan beberapa unsur zat yang berjumlah 16, jumlah yang sama yang menjadi unsur zat yang membentuk tanah (turâb).

Dan manusia mempunyai komposisi khusus dalam perpaduan antara unsur-unsur ini dalam persentase kadarnya. Tidak ada seorang pun yang memiliki kesamaan kadar unsur-unsur yang membentuk tubuhnya. Allah SWT telah mengatur itu semua dengan kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Dia telah menetapkan komposisi unsur-unsur tanah ini sesuai kehendak-Nya. Inilah tahapan pertama bagi penciptaan manusia dari unsur tanah.

Selanjutnya, unsur-unsur yang akan membentuk manusia itu sesuai kadar yang telah ditentukan berubah dalam bentuk janin, ketika dua orang manusia yang berlainan jenis melakukan hubungan badan, dan terjadi pertemuan antara sperma laki-laki dengan sel telur perempuan yang kemudian berproses menjadi janin. Demikianlah Allah SWT menetapkan unsur-unsur tanah dan air mani, untuk menciptakan seorang manusia.

Untuk memudahkan penjelasannya, kami berikan gambaran berikut ini, seorang ilmuwan, ketika memiliki keinginan untuk membuat hasil karya tertentu, terlebih dahulu, ia menetapkan bahan-bahan tertentu sesuai yang ia butuhkan sebelum ia memulai pekerjaannya. Setelah bahan yang dibutuhkan tersedia sesuai kuantitas dan kualitas yang diperlukan, maka ia dengan mudah dapat menghasilkan karyanya. Demikianlah Allah SWT menentukan unsur-unsur yang digunakan-Nya untuk menciptakan manusia. Dan bagi-Nya Sifat Yang Maha Tinggi.

Sesungguhnya ayat-ayat Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an, mudah untuk dicerna oleh akal, karena logis dan sesuai dengan realita. Hanya orang-orang yang akal dan hatinya tertutupi ‘kedengkian’ yang tidak mendapatkan petunjuk-Nya.

Selanjutnya dalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa air yang darinya manusia diciptakan adalah air mani yang dalam bahasa Arabnya disebut "maa-un mahiin" atau "maa-un hayyin", yang memiliki arti sebagai air yang mempunyai potensi kehidupan yang lemah. Dan sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa Allah SWT pun telah menciptakan manusia dari air mani (nuthfah). Nuthfah ini adalah air mani laki-laki atau sperma.

Untuk dapat memahami petunjuk ilmiah yang ada dalam firman Allah SWT: "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?" kita sebaiknya memberikan penjelasan tentang kelompok binatang bersperma atau spermatozoon.

Spermatozoon, sebagaimana tampak dalam gambar, terdiri dari bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor. Dengan menggunakan ekornya ini, binatang ini hidup dalam saluran air mani yang memberinya makanan. Dan dikarenakan binatang ini merupakan makhluk hidup, maka tentunya ia juga berasal dari air, sesuai firman-Nya: "Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup".

Namun kekuatan yang dimiliki binatang ini sangat lemah, sehingga kebanyakan dari spermatozoon ini mati ketika terjadi pembuahan (fertilisasi). Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah, seseorang ketika mengeluarkan air maninya, jumlah yang ia keluarkan, bisa mencapai 300 sampai 500 juta spermatozoon. Hal itu sebagai tanda ke Maha Tahuan Allah, karena dari jutaan spermatozoon ini akan mati, saat terjadi pembuahan antara sperma laki-laki dan sel telur perempuan.

Meskipun binatang ini lemah, namun binatang inilah yang menjadi penentu jenis kelamin dari janin yang dikandung, apakah laki-laki atau perempuan. Pengetahuan ilmiah ini, secara menakjubkan dijelaskan Al-Qur'an dalam kata-kata yang singkat namun padat, ketika Allah SWT berfirman: "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?"

Terlebih lagi, jika kita memerhatikan cara pengungkapan di atas, di mana Al-Qur'an menyampaikannya dalam bentuk pertanyaan. Seolah-olah Allah berkata kepada semua manusia—baik yang beriman kepada-Nya maupun yang tidak beriman dan mengingkari kekuasan-Nya: "Adakan penelitian oleh kalian berdasarkan ilmu genetika yang telah kalian dapatkan! Lalu periksalah kondisi spermatozoon ini. Kemudian bandingkan antara penemuan ilmiah yang kalian dapatkan dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur'an!"

Jika kalian mendapatkan kebenaran dalam Al-Qur'an, maka berimanlah! Dan jika tidak, maka kalian bebas berbuat apa saja! Demikianlah cara pengungkapan Al-Qur'an. Dan pada realistasnya, tidak mungkin akan terjadi perbedaan antara ilmu pengetahuan dan apa yang terdapat dalam Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an sebagai Kitab Suci yang diturunkan Allah, tidak mungkin di dalamnya terdapat kebohongan dan kebatilan. Karena yang menurunkannya adalah Allah, yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini. Bagaimana realitas kehidupan dan penciptaan akan bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh penciptanya.

Selanjutnya, kita akan mencoba menjelaskan tentang petunjuk ilmiah lainnya, yang terdapat dalam firman Allah SWT: "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan." (QS Al-Hajj: 5)

Pada bagian terdahulu, telah dijelaskan tentang tahapan penciptaan manusia dari air mani, di mana sebelumnya kadar unsur-unsur tanah bagi penciptaan seorang manusia, telah ditentukan oleh Allah. Dalam pembahasan berikut ini, kami akan menjelaskan kelanjutan dari tahapan tersebut, di mana Allah telah menentukan peta gen tertentu yang mengandung semua sifat keturunan bagi seorang manusia yang akan diciptakan-Nya. Dalam peta gen ini, Allah menentukan lokasi dan fungsi dari setiap gen yang dibawa oleh kromoson-kromoson yang terjalin dalam sebuah jaringan.

Janin pada pertama kalinya terbentuk dari sel yang dinamakan zygote yang dihasilkan dari pembuahan antara sperma dan sel telur. Kandungan sifat keturunan yang dimiliki oleh masing-masing orang tua, yang dibawa melalui kromoson inilah yang mengarahkan pembentukan janin dan perkembangannya. Peta kromoson ini, seperti buku panduan yang tidak mungkin ditiru dan disalin seperti aslinya, meskipun dengan menggunakan ilmu dan teknologi tinggi. (Perhatikan! Peta kromoson mengatakan dengan pasti akan kesaksiannya bahwa “Tiada Tuhan selain Allah”).

Namun sebelum proses pembentukan janin dan perkembangannya, terjadi proses penentuan jenis kelaminnya dikarenakan adanya perbedaan perkembangan antara janin laki-laki dan perempuan dan perbedaan anggota tubuhnya. Yang berfungsi untuk menentukan jenis kelamin ini, adalah nuthfah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur'an secara ringkas dalam firman Allah: "Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani (nuthfah)." (QS Al-Hijr: 26)

Setelah penentuan jenis kelamin janin dan proses pemindahan kandungan sifat keturunan orang tua yang dibawa oleh kromoson, selanjutnya adalah periode berikutnya yaitu periode alaqah atau segumpal darah.

Al-alaqah dalam bahasa Arab berarti darah yang membeku. Dan hal ini terbukti setelah dilakukan pengambilan gambar atas janin pada periode ini dalam bentuk darah yang membeku, di mana anggota tubuh belum terbentuk. Setelah dilakukan pengambilan gambar pada periode selanjutnya, didapatkan bahwa janin telah berubah dalam bentuk segumpal daging (mudh-ghoh) yang menampakkan bentuk tubuh yang sempurna dan yang belum sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: "kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna".

Daging ini kemudian menempel di dinding rahim sampai waktu yang ditentukan-Nya, yaitu waktu kelahiran. Rahim bagi janin adalah seperti tempat tinggal di mana ia menetap di dalamnya selama beberapa waktu tertentu sampai saatnya ia keluar ke alam dunia.

Dari penjelasan di atas, apa yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan oleh Al-Qur'an 14 abad yang lalu. Apakah musuh-musuh Islam, setelah ini, masih dapat mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah buatan Muhammad SAW?

Sama sekali tidak! Karena sesungguhnya, Al-Qur'an ini adalah kalam Allah yang telah berfirman: "Dan Kami turunkan (Al-Qur'an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur'an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran." (QS Al-Israa: 17)

Coba kita perhatikan firman Allah SWT berikut ini yang terdapat dalam surah Ath-Thariq: "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)."

Dalam ayat di atas, Allah SWT menyuruh manusia untuk berpikir dan meneliti, bagaimana ia diciptakan? Dan dari apa dia diciptakan? Jawabannya: Dari air! Sebagaimana kita jelaskan sebelumnya. Namun dalam kalimat berikutnya, Allah menyebutkan sifat dari air itu dengan kata ‘daafiq’. Artinya air yang bergerak dan hidup. Dan hal inilah yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan sains, spermatozoon bergerak dengan menggunakan ekornya dalam salurah air mani sehingga bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan di antara keduanya.

sumber : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Al-Qur'an dan Sunnah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement