REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Anders Behring Breivik yang menewaskan dan membom 76 warga Norwegia memuji aksi anti-Islam Geert Wilders. Namun, politisi Belanda yang terkenal dengan slogan anti-Islamnya itu ternyata, mengutuk keras aksi yang dilakukan Breivik tersebut.
Bagi Wilder, aksi Breivik yang memosisikan diri sebagai ksatria pada abad pertengahan kala melawan Islam, sebagai aksi yang gila. Pascakejadian pada Jumat pekan lalu itu, Wilders seolah 'mengasingkan' diri. Ia tidak ingin dimintai tanggapan secara pribadi atas kejadian tersebut, maupun pandangan partainya.
Karena ia menilai, komentar yang ia keluarkan hanya akan memperkeruh suasana. Baik dirinya maupun partainya, mungkin dianggap 'bertanggung jawab atas tindakan isolasi yang menyalahgunakan kebebasan, yang mencintai cita-cita anti-Islam dengan bentuk kekerasan. Meskipun orang lain ingin melihat cara tersebut," kata Wilders dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di situs PVV.
Dalam manifesto panjangnya, setebal 1500 halaman, Breivik begitu memuji Wilders. Bahkan berbagai kata-katanya dikutip dari pidato-pidato Wilders dan filmnya yang berjudul 'Fitna'.
Breivik sendiri sangat ingin bertemu dengan Wilders. Wilders mengaku telah menolak bertemu dengan Breivik. Pemimpin PVV itu bebas dari tuduhan menghasut kebencian terhadap Muslim pada bulan lalu.
Breivik memuji Ayaan Hirsi Ali, Geert Wilders dan mendiang Pim Fortuyn, tiga (mantan-) politisi yang dikenal karena kritik mereka terhadap Islam. Tapi ia juga meramalkan bahwa Belanda akan menjadi korban 'perang demografis' Islam.
Menurutnya pada 2070 mendatang, sekitar 55 persen masyarakat Belanda akan terdiri dari orang muslim. Pelaku serangan Norwegia ingin sekali bertemu Wilders dan Karadzic.
Ia menyatakan memahami kejahatan perang yang dilakukan bekas politikus Serbia, karena Karadzic berusaha menghentikan islamisasi Bosnia. Geert Wilders, dalam tanggapannya, menyebut Breivik psikopat penuh kekerasan.