REPUBLIKA.CO.ID,Presiden Afghanistan, Hamid Karzai menegaskan permintaan maaf tidak akan menghidupkan kembali warga sipil yang tewas. Statemen ini dirilis Karzai mereaksi serangan pasukan Prancis di Provinsi Kapisa. "Permintaan maaf tidak akan mengembalikan jiwa para warga sipil yang tak berdosa," ungkap Karzai mereaksi permintaan maaf duta besar dan militer Perancis yang membantai sejumlah warga Afghanistan, Rabu (27/7). Demikian dilaporkan IRNA.
Karzai mengutuk pembantaian warga sipil dengan alasan kesalahan teknis dan meminta militer asing menjaga nyawa warga Afghanistan serta tidak semena-mena membunuhnya. Sebelumnya Karzai mengancam jika aksi brutal pasukan asing membantai warganya terus berlanjut maka ia akan mencap mereka sebagai penjajah.
Rabu (27/7) militer Perancis menembaki sebuah kendaraan umum. Aksi brutal ini menewaskan tiga orang termasuk seorang perempuan yang sedang hamil dan menciderai empat warga lainnya.
Pembantaian warga sipil oleh pasukan asing senantiasa mendapat protes dari rakyat dan petinggi Afghanistan, namun meski presiden negara ini turut mengecam sepertinya militer asing tetap tak peduli dan terus membantai warga Afghanistan. Saat ini tercatat 150 ribu pasukan asing ditempatkan di Afghanistan dan setelah sepuluh tahun bercokol di negara ini, instabilitas di Kabul semakin parah.