REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON-- Hingga pekan ketiga pascaletusan Gunung Lokon pertengahan Juli 2011, ratusan warga kelurahan Kinilow dan Kinilow I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, belum diizinkan pulang.
"Mereka (pengungsi) memang masih kami tampung di tempat pengungsian karena alasan keselamatan," kata Komandan Komando Tanggap Darurat Kota Tomohon Arnold Poli, di Tomohon, Selasa.
Menurut Poli yang juga menjabat Sekretaris Kota Tomohon, 287 pengungsi yang belum diizinkan pulang sementara ditampung di Taman Kota. Mereka adalah warga yang tinggal di radius tiga kilometer, daerah rentan dengan bahaya awan panas bila sewaktu-waktu terjadi letusan.
"Bahaya awan panas yang kami kuatirkan. Apalagi hingga kini letusan-letusan kecil masih terjadi. Kami tidak inginkan ada warga yang jadi korban," harapnya.
Dia pun berharap 287 warga yang berada di radius bahaya ini jangan cepat-cepat pulang. Apalagi di lokasi permukiman warga yang masih dikosongkan ini, pemerintah berkoordinasi dengan aparat keamanan masih menempatkan petugas jaga.
Poli menegaskan, pengungsi yang masih bertahan di lokasi pengungsian Taman Kota tak perlu kuatir dengan stok makanan yang ada. Pemerintah Kota Tomohon memperkirakan stok masih cukup hingga pekan ini. Meskipun cadangan uang tunai yang ada di rekening pemerintah kota tinggal seratusan juta rupiah.
"Dana tunai bantuan pihak-pihak yang peduli sekitar Rp700 juta. Yang sudah terpakai sekitar Rp600 juta. Memang masih ada bantuan uang tunai yang belum masuk. Kita masih menunggu. Tapi perlu diketahui stok makanan masih mencukupi," rinci mantan Asisten I Bidang Pemerintahan Pemerintah Provinsi Sulut ini.
Pascaletusan 14 Juli lalu, lima ribuan pengungsi ditampung di sejumlah lokasi pengungsian milik pemerintah dan swasta. Setelah status diturunkan dari awas menjadi siaga 24 Juli, warga Kelurahan Kakaskasen I, Kinilow dan Kinilow I yang tinggal di radius 3,5 kilometer sudah diizinkan pulang.