REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Para anggota parlemen Thailand akan menetapkan perdana menteri pertama wanita mereka pada Jumat (5/8). Kabar itu disampaikan seorang pejabat parlemen Rabu setelah partainya meraih kemenangan dalam pemilihan umum baru-baru ini.
Yingluck Shinawatra, yang berasal dari partai Puea Thai dan mitra-mitranya menguasai mayoritas tiga perlima kursi majelis rendah. Ia akan menghadapi pemungutan suara beberapa hari setelah sidang parlemen dibuka, kata Sekjen Parlemen Pitoom Pumhiran kepada AFP.
Adik mantan PM Thaksin Shinawatra, sekaligus orang baru dalam politik itu akan menghadapi tantangan untuk mewujudkan stabilitas di kerajaan. Thailand mengalami lima tahun konflik politik sejak Thaksin digulingkan dalam satu kudeta militer.
Keputusan parlemen Jumat itu dianggap sebagai formalitas dalam pemilihan Yingluck. Partainya meraih suara mayoritas besar dalam pemilu 3 Juli dan juga mendapat dukungan dari beberapa partai kecil dalam satu koalisi.
Yingluck akan menunggu restu raja sebelum ia secara resmi memangku jabatannya. Dia akan menjadi perdana menteri ke-28 Thailand, menggantikan Abhisit Vejjajiva, yang Partai Demokratnya menempati posisi kedua dalam pemilu parlemen.