Kamis 04 Aug 2011 23:55 WIB

Ideologi Dibalik Breivik (I): Teroris Anti-Islam dan Pertama dari Eropa?

Dua remaja Norwegia menghanyutkan karangan bunga di pantau Pulau Utoya sebagai simbol duka
Dua remaja Norwegia menghanyutkan karangan bunga di pantau Pulau Utoya sebagai simbol duka

REPUBLIKA.CO.ID,OSLO - Norwegia dan seluruh dunia, terutama Barat, masih berjuang untuk memahami kejahatan brutal yang dilakukan Anders Breivik. Kebenciannya terhadap Muslim mendorongnya untuk membunuh. Ia membuat bingung pandangan dunia, dengan manifestonya sebanyak 1.500 kata, ia menyebut telah terinspirasi dengan golongan ultra-kanan Eropa.

Geir Lippestad duduk di kursinya. Ia terlihat tenang dan fokus namun juga ada ketegangan. Adakah bentuk kejahatan murni? Bisakah seseorang secara intrinsik jahat? Bila tidak apa yang mendorong ia melakukan aksi kejahatan dengan nyaman membunuh orang dan menembaki anak-anak?

Ini adalah pertanyaan yang menghantui Lippestad, 46 tahun, begitu pula seluruh rakyat Norwegia, mungkin juga dunia. Namun pertanyaan itu terutama penting bagi Lippested mengingat ia adalah seorang pengacara, kuasa hukum dalam kasus Anders Behring Breivik.

Setelah menerima telepon, Lippestad, yang juga anggota Partai Buruh Norwegia beraliran kiri tengah, meminta waktu untuk mempertimbangkan permintaan tugas tersebut. Ia berbicara dengan keluarganya dan berpikir tentang apa artinya itu bagi dirinya dan mereka.

Ia juga berpikir apa artinya bagi demokrasi Norwegia dan undang-undang dengan prinsip-prinsip yang selalu memandu ia bertugas. "Sistem legal juga harus berfungsi dalam situasi  tak biasa," ujar Lippestad.

Kini ia membela seorang pria yang mengotori prinsip tersebut, seorang pria yang membunuh 77 orang dalam setengah hari. Seseorang, yang disebut Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg, sosok bertanggung jawab dalam tragedi terburuk sejarah Norwegia sejak Perang Dunia II.

Kasus Unik

Lippestad, seperti dikutip surat kabar Aftenposten, menuturkan Breivik telah berkata padanya bahwa ia sebenarnya ingin membunuh lebih banyak lagi. Ia juga bermaksud mengebom dua bangunan lagi.

Pernyataan itu didukung oleh fakta bahwa polisi masih mencari keberadaan pupuk seberat 6 ton yang dipesan Brievek selama enam bulan. Ia masih menggunakan pupuk itu sebagian. Apa yang terjadi dengan sisa beberapa ton lagi?

Kategori kejahatan yang tak bisa dimengerti tak bisa digunakan dalam kasus Breivik. Apakah ia teroris? Orang gila? Ekstremis ultra-kanan? Haruskan ia disidang dalam kasus kejahatan melawan kemanusiaan?

"Kasus Breivik sangat unik," ujar Lippested. "Anders Breivik mengobarkan perang melawan nilai-nilai kita," ujarnya. "Melawan demokrasi kita dan menentang keterbukaan," imbuhnya.

Sebagai kuasa hukumnya, ia tetap memandang sebagai tugasnya untuk tetap memandang nilai itu dengan membela pria yang mencoba menghancurkan nilai tersebut. Saat ini Lippestad adalah sosok paling dekat dengan Breivik. Ia mengunjungi kliennya hampir tiap hari, kadang hingga dua jam bersamanya.

Breivik kini berada di sel isolasi di Penjara Ila, barat Oslo. Ia akan menghabiskan waktu sedikitnya empat pekan minus akses pengunjung, buku, televisi atau suratkabar. Lippested dan para sipir adalah segelintir orang yang berbicara dengannya.

Salah satu pertanyaan yang diajukan Breivik kepada pengacaranya apakah ia bisa mendapatkan seragam. Si klien itu juga memaparkan bahwa ini semua adalah awal dari perang 60 tahun dan ia harus membuat pengorbanan untuk perang tersebut.

Breivik, menurut Lippested, terlihat meyakini betul bahwa ia sekedar melakukan tugasnya.

Pandangan dunia

Ia adalah seorang Nasrani dan pembantai, pria yang membenci Islam dan menggunakan Injil, teroris Norwegia berusia 32 tahun yang mengklaim diri bertempur menyelamatkan dunia Barat dan membunuh demi itu.

Ia membunuh delapan orang dengan 500 kilo bom di Oslo. Ia juga mengambil nyawa 69 lain, sebagian besar remaja, dengan menembak mati di perkemahan pemuda milik Partai Buruk di Pulau Utøya

Kejahatan Breivik tak terduga dan juga mengerikan, menampikan kebenaran baru dan memunculkan banyak pertanyaan belum terjawab. Apa yang terlewatkan? Dari mana kekerasan ini muncu? Akankah kita melihat lebih banyak dari itu? Apakah si pembunuh sosok psikopat, atau ia adalah orang yang terinspirasi golongan ultra-kanan, retorika xenofobia, Islamofobia?

Apakah ia menggunakan kekerasan sebagai praktek gagasan orang-orang macam politis Austria, Jörg Haider dan politisi Belanda, Geert Wilder? Haruskan orang-orang perlu memberi perhatian terhadap ide-idenya dan manifestonya?

Kini ketika Breivik meringkut di penjara, polisi menyelidiki kasus tersebut. Sementara masyarakat Norwegia dipaksa untuk menghadapi horor yang tiba-tiba seperti muncul dari kabut. Spiegel Online menulis ini waktunya memeriksa pandangan dunia terhadap pembunuh dan pertanyaan dari mana ide Breivik muncul dan seperti apa konsekuensi serangan itu. Der Spiegel adalah salah satu media Barat yang menyatakan Breivik adalah teroris anti-Islam dan pertama dari Eropa.

Pertanyaan lain yang juga muncul, apakah ini adalah kasus tunggal atau Breivik mencerminkan sebuah gerakan?

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement