REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gerilyawan menewaskan sedikitnya enam orang dalam serangan bom di rumah sebuah keluarga Syiah di sebuah kota yang sebagian warganya Muslim Sunni di selatan Baghdad, Irak, Ahad.
Serangan bom tersebut merupakan bagian dari kekerasan di seluruh negara itu, yang menyebabkan semuanya delapan orang tewas.
Ledakan itu, yang terjadi pada dini hari, juga merusak berat sebuah rumah di lingkungan permukiman di Iskandiriyah, yang terletak di antara sebuah daerah campuran yang terkenal diakui sebagai Segi Tiga Kematian karena seringnya serangan yang terjadi sejak invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003.
Mohammed ash-Shammari, seorang dokter di rumah sakit utama di kota Hilla --yang berdekatan, mengatakan enam orang tewas dan 11 orang yang lain terluka dalam ledakan bom itu. Di antara mereka yang terluka ada wanita dan anak-anak, katanya. Mereka yang terluka itu meliputi empat orang yang luka berat.
Seorang letnan polisi di Iskandiriyah juga menyebutkan jumlah korban enam orang tewas, termasuk dua anak, dan enam orang terluka. Keluarga yang rumahnya dibom adalah anggota suku Al-Massudi, yang berfaham Syiah, katanya.
Sementara itu, dua serangan terpisah di selatan kota minyak Kirkuk, yang disengketakan di Irak utara, menyebabkan seorang anggota milisi anti-Alqaidah tewas dan dua orang terluka, kata polisi setempat.
Dan di provinsi Diyala di Irak tengah yang bergolak, seorang tentara Irak tewas ditembak di depan rumahnya di kota Khales, dan dua orang terluka akibat ledakan sebuah bom di pinggir jalan di ibu kota provinsi itu, Baquba, kata seorang pejabat militer.
Kekerasan di Irak sesungguhnya telah menurun dari kondisi pada puncaknya pada 2006 dan 2007, tapi serangan masih umum terjadi di negara itu. Seluruhnya 259 warga Irak telah tewas karena sejumlah serangan pada Juli, jumlah bulanan tertinggi kedua pada 2011.