REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Raja Jordania Abdullah II, Ahad (7/8), mengatakan berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi merusak upaya perdamaian dan menghambat terbinanya rasa saling percaya di antara Palestina dan Israel, demikian laporan kantor berita resmi Jordania, Petra.
Raja Jordania itu kembali menyampaikan dukungan penuh buat pemerintah Palestina dalam upayanya mewujudkan aspirasi rakyat Palestina dalam bentuk negara dan kemerdekaan.
Dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, kemudian Raja Jordania tersebut menekankan bahwa penyelesaian konflik Palestina-Israel mesti menangani semua masalah akhir, terutama masalah pengungsi dan Jerusalem dengan tujuan akhir terwujudnya perdamaian yang langgeng yang mengakhiri ketegangan di wilayah itu.
Presiden Palestina tersebut menyatakan pembicaraan dengan Raja Abdullah II mencakup beberapa masalah termasuk rencana pemerintah untuk meminta PBB mengakui negara Palestina dengan perbatasan 1967, perujukan Palestina dan pembangunan di dunia Arab.