Selasa 09 Aug 2011 08:13 WIB

Inggris Rusuh, KBRI London Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan

Red: cr01
Seorang remaja menendang kaca toko perhiasan di Birmingham dalam kerusuhan di Inggris, Senin (8/8) malam.
Foto: AP
Seorang remaja menendang kaca toko perhiasan di Birmingham dalam kerusuhan di Inggris, Senin (8/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – KBRI London mengimbau warga Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan dan berupaya menghindari kerumunan massa akibat terjadinya kerusuhan yang melanda London dan sekitarnya yang berawal di Tottenham pada Sabtu (6/8) malam.

Untuk mengantisipasi kemungkinan menyebarnya kerusuhan ke wilayah lain, maka KBRI London mengimbau warga yang memerlukan bantuan maupun memiliki informasi mengenai perkembangan situasi agar senantiasa menghubungi KBRI London.

"Selain itu, kami mengharapkan seluruh warga Indonesia yang berada di London untuk mematuhi hukum yang berlaku dan tidak terlibat aksi-aksi pelanggaran hukum," kata Minister Counsellor KBRI London, Dwi Miftach,

Untuk itu, Dwi minta warga yang memerlukan bantuan maupun memiliki informasi mengenai perkembangan situasi agar senantiasa menghubungi KBRI London melalui nomor telepon (020) 7499 7661 email: [email protected] atau kontak person: Wandi (nomor telepon: 7923502807).

Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) UK, Rendhika Harsono, mengatakan seorang pelajar yang tergabung dalam PPI London yang mengambil S1 di London dan tinggal di daerah Tottenham sudah mengungsi ke rumah rekannya. "Prasetyo yang tinggal di wilayah Tottenham sudah mengungsi ke tempat rekannya," ujarnya.

Menurut Rendhika, ia bersama pengurus PPI lainnya terus memantau situasi di London dan juga keberadaan para pelajar yang tergabung dalam PPI London.

Selain itu, di wilayah East London, ada beberapa bus yang tidak meliwati wilayah Bethnal Green, yang berada di zone 1 dan 2. Toko dan pub dan restoran banyak yang tutup sejak jam 21.00, bahkan taksi pun sulit serta bus tidak ada. "Saya dengar ada kerusuhan juga di wilayah Hackney, dekat dengan Benthnal Green," tutur Rendhika.

Rendhika mengatakan banyak pelajar yang merasa takut keluar dan tinggal di rumah, kebetulan memang lagi libur musim panas. Dan kalaupun pergi, umumnya mereka naik taksi karena naik kereta api bawah tanah dan bus tidak aman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement