REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC Palembang kecewa dengan sikap pengurus PSSI yang tidak melibatkan klub dalam menetapkan syarat-syarat untuk masuk ke liga profesional yang rencananya digelar pada Oktober mendatang.
"Kami kecewa dengan sikap PSSI yang main berkirim surat saja tanpa terlebih dahulu meminta tanggapan, saran atau kritik dari klub," kata direktur teknik Sriwijaya, Hendri Zainuddin.
Hendri menilai seharusnya PSSI memanfaatkan workshop yang telah mereka gelar tersebut menjadi ajang bertukar pikiran dengan pihak-pihak klub yang hadir. "Seharusnya workshop lalu dijadikan ajang bertukar pikiran mengenai konsep liga profesional yang baru,'' katanya. ''Inilah yang membuat kami kecewa karena surat tiba-tiba saja datang ke manajemen klub tanpa sempat menyampaikan aspirasi.''
Menurutnya, PSSI bertindak demikian karena merasa takut dijegal atau diinterupsi oleh pengurus klub yang mempunyai pendapat lain. "PSSI tidak mau bertemu muka dengan pengurus klub karena takut diinterupsi. Seharusnya, PSSI tidak perlu takut karena sejatinya lebih baik bertarung di awal daripada nantinya setelah berjalan justru ribut," katanya.
Hendri mencontohkan beberapa keputusan sepihak PSSI yang mengganjal, yaitu peserta kompetisi profesional harus membayar deposit sebesar Rp 5 Miliar dan kontrak maksimal pemain lokal sebesar Rp 500 juta.
"Kami tidak tahu mengapa ditetapkan demikian, alasannya apa. Mengapa deposit harus Rp 5 miliar, mengapa kontrak pemain lokal harus Rp 500 juta. Sebenarnya, bagi Sriwijaya ketentuan itu tidak masalah karena kami telah siap. Meskipun demikian, kami menentang sikap PSSI yang asal main kirim surat saja," ujarnya.