Rabu 10 Aug 2011 15:10 WIB

Bimas Islam: Ironis, Perceraian Disebabkan Hal Sepele

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nasaruddin Umar peningkatan angka perceraian banyak terjadi hanya disebabkan hal sepele dan lebih ironisnya lagi peristiwa "menyakitkan" itu menimpa pasangan perkawinan usia muda. Hanya karena pilkada dan perbedaan pilihan bisa terjadi perceraian, kata Nassarudin Umar di Jakarta, Rabu, saat jumpa pers terkait pelaksanaan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan dan Pemilihan KUA Teladan Tingkat Nasional 2011 yang berlangsung pada 13-19 Agustus di Jakarta.

Pada kesempatan itu hadir para juri pemilihan keluarga sakinah, antara lain Prof. H. Mubarok MA, Prof. Dr. H. Dadang Hawari SpKj, Dr. Hj. Nurhayati Djamas MA, Hj. Ratih Sanggarwati SE. Acara dipandu Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Drs. H. Ahmad Jauhari, M.Si.

Jika setiap tahun 200 ribu perceraian dari dua juta perkawinan, menurut Dirjen Bimas Islam itu, tentu akan memunculkan persoalan di tengah masyarakat, antara lain, anak yang telantar dan para janda yang dapat memunculkan konfil horizontal di tengah masyarakat.

Ia tak menjelaskan bentuk konflik yang dimaksud, namun yang jelas jika saja dari setiap perceraian yang terjadi ada seorang anak tak bersama kedua orang tua, maka terbuka adanya sejumlah anak telantar. Paling tidak, anak tersebut kehilangan pengasuh. "Lebih ironis, 80 persen terjadi pada pasangan perkawinan muda," katanya.

Nasaruddin Umar mengakui penyebab perceraian tersebut banyak faktornya antara lain poligami, kawin paksa, pernikahan di bawah umur, dan kekerasan dalam rumah tangga, menjadi tenaga kerja di luar negeri, serta akibat salah satu pasangan cacat. Pengaruh tayangan televisi, juga bisa memicu perceraian karena "kawin-cerai" artis yang sering diberitakan juga dapat mendorong pasangan usia muda untuk mudah bercerai hanya persoalan sepele.

Sebetulnya, menurut psikiater Dadang Hawari, perkawinan merupakan hal penting. Sebab, hidup berpasangan tanpa nikah -- seperti yang terjadi di Barat -- banyak menyisakan persoalan bagi anak mereka ke depan. Namun pengaruh globalisasi yang kini makin kuat menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga perkawinan ke depan. Untuk itu, mempertahankan lembaga perkawinan menjadi bagian penting di negeri ini.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement