Rabu 10 Aug 2011 15:55 WIB

Alquran dan Sains: Perasaan

Red: cr01
Saraf kulit (ilustrasi)
Foto: vichyconsult.com
Saraf kulit (ilustrasi)

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Perasaan adalah merupakan nikmat besar yang diberikan Allah SWT kepada semua makhluk hidup. Bagian tubuh yang berfungsi untuk mengontrol sisi ‘perasaan’ ini adalah sistem saraf yang mempunyai struktur dan jaringan yang sangat rumit.

Antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lainnya, terdapat perbedaan dalam sistem jaringan sarafnya, tergantung kepada tingkat kinerja dan fungsi makhluk tersebut dalam kehidupannya. Karenanya, kita akan mendapatkan pada sebagian makhluk, sistem saraf yang dimilikinya, merupakan jaringan sel-sel saraf yang sederhana.

Jaringan sel-sel saraf yang paling rumit, adalah sistem saraf yang terdapat pada manusia, di mana pada organ tubuh manusia terdapat sel-sel saraf yang terpusat di otak. Disamping ia juga memiliki jaringan sel saraf yang tersebar di seluruh tubuh. Sel-sel saraf ini terbagi-bagi berdasarkan fungsi yang dimilikinya yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya.

Setiap sel saraf tidak bisa bendiri sendiri dalam menerima sinyal yang datang dari luar, juga dalam mengantarkan dan meresponnya. Sebagai contoh, di lapisan permukaan kulit, terdapat sel saraf yang berfungsi untuk menerima sinyal dari luar tubuh (saraf sensorik) yang dibawanya ke sumsum tulang belakang. Kemudian sinyal itu di bawa ke otak, melalui sel saraf perantara. Di mana selanjutnya sinyal itu setelah diolah secara cepat dan tepat oleh sel saraf pusat, langsung berbalik ke otot yang menimbulkan gerakan tertentu.

Seandainya tidak terdapat sel saraf di lapisan permukaan kulit ini, maka sinyal-sinyal yang datang dari luar tubuh tidak bisa dirasakan, meskipun bisa diterima. Karena sel saraf di kulit, tidak mempunyai kemampuan untuk memahami sinyal yang ditangkapnya, apalagi untuk mengolah dan merespon balik sinyal tersebut. 

Demikianlah sel-sel saraf yang terdapat di seluruh bagian tubuh berfungsi untuk mengirim sinyal-sinyal yang datang melaluinya ke sel saraf lainnya yang bertugas untuk mengidentifikasikan sinyal tersebut dan menerjemahkannya, sehingga otak melalui sel saraf motorik, secara cepat dapat memberikan instruksi kepada organ tubuh untuk merespon sinyal tersebut, baik dengan menjauhinya ataupun mendekatinya. Kehilangan salah satu sel saraf tersebut dapat mengganggu kegiatan otak dalam merespon setiap sinyal yang datang dari luar tubuh.

Para ahli untuk dapat mengetahui secara pasti tentang sistem jaringan sel saraf ini, telah melakukan banyak penelitian di laboratorium-laboratorium mereka. Padahal Alquran telah memberikan petunjuknya tentang hal ini dalam ungkapan yang singkat namun padat, sejak 14 abad yang lalu.

Yaitu pada firman Allah SWT yang terdapat pada surah An-Nisa ayat 56: "Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Ayat di atas yang membicarakan tentang azab yang akan dirasakan oleh orang-orang kafir di hari kiamat, menegaskan, bahwa hal tersebut akan dilakukan melalui kulit atau sel-sel saraf yang terdapat di bawah permukaan kulit. Ketika kulit berikut sel-sel sarafnya telah hangus dan kehilangan sensitifitasnya, maka supaya orang-orang kafir terus merasakan azab, Allah perbaharui kulit mereka. Demikian seterusnya.

sumber : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Alquran dan Sunnah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement