REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ultimatum Partai Golkar (PG) terhadap kadernya yang mendua di ormas dan partai Nasdem berakhir, Kamis (11/8). Tetapi, salah satu kadernya, Ferry Mursyidan Baldan sudah menyatakan diri tetap di Nasdem dan tak akan mundur dari Golkar.
“Karena sesungguhnya, tidak ada hal yang bisa memaksa seseorang untuk masuk atau keluar dari keanggotaan parpol, kecuali dirinya sendiri,” katanya kepada Republika, Rabu (10/8). Ferry adalah mantan Ketua DPP Partai Golkar pada periode 1992-2004. Di ormas Nasdem, dia menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan.
Ultimatum itu diberikan dalam bentuk Surat DPP Partai Golkar No: SE-2/GOLKAR/VII/2011 ttg Penertiban Keanggotaan PG. Menurutnya, surat yang disampaikan itu telah mendorong adanya kerancuan dalam memahami tentang pengertian ormas dan parpol yang diatur dalam UU yang berbeda.
Bahkan, lanjutnya, sampai saat ini tidak pernah ada ketentuan yang melarang rangkap keanggotaan antara ormas dan parpol. Kerancuan ini dinilainya berpotensi untuk memundurkan pemahaman public tentang aturan main dalam negara.
“Jadi, kalaupun karena kewenangannya DPP PG melakukan pelarangan kadernya untuk aktif di ormas, dalam hal ini ormas, maka hal tersebut sungguh mengherankan dan membingungkan,” katanya.