Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal
Sejak pertama kali diturunkan ke bumi, manusia meyakini bahwa interaksi mereka hanya terbatas dengan apa yang dapat mereka lihat saja. Baik dengan berbagai jenis makhluk hidup maupun benda mati yang ada di lingkungannya yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan mereka, sebagaimana mereka mempunyai pengaruh terhadap makhluk-makhluk itu.
Mereka tidak mengetahui, bahwa di luar apa yang mereka lihat, terdapat kehidupan makhluk hidup lainnya yang sama-sama menempati bumi yang mereka diami. Makhluk hidup ini dapat terpengaruh oleh mereka dan begitu juga sebaliknya. Hubungan dan interaksi di antara keduanya pun bisa berbentuk hubungan yang saling memanfaatkan atau saling membahayakan. Atau bermanfaat bagi satu pihak dan berbahaya bagi pihak lain.
Dan manusia, meskipun ia tidak mampu untuk melihat dan mengetahui kehidupan makhluk tak terlihat ini, namun tidak dapat menutup kemungkinan bahwa pengaruh dari makhluk ini mungkin dapat membahayakan jiwa dan kehidupannya.
Itulah realitas kehidupan di bumi ini, yang tidak diketahui oleh manusia, kecuali dalam beberapa dekade terakhir. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu dengan ditemukannya alat pembesar (mikroskop) yang dapat membesarkan obyeknya ratusan juta lebih besar dari ukuran aslinya, mulailah manusia mengetahui secara pasti bahwa di luar apa yang mereka lihat (dengan mata mereka sendiri), terdapat banyak makhluk hidup yang memiliki struktur tubuh dan fungsinya masing-masing dan bahkan dapat mereka manfaatkan untuk kehidupan mereka.
Kalau kita melihat ke dalam Alquran, maka kita akan mendapatkan bahwa Alquran telah mendahului mikroskop dalam membuka tabir yang menyelimuti kehidupan makhluk-makhluk yang berukuran super kecil itu. Di mana kita dapatkan dalam surah Al-Haqah ayat 38-39, Allah SWT berfirman: "Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat."