Kamis 11 Aug 2011 17:19 WIB

Gagal Panen dan Praktek Penimbunan Penyebab Meroketnya Harga

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Stok Pangan (Ilustrasi)
Foto: BERITA JAKARTA
Stok Pangan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selain masalah transportasi, ketersediaan kebutuhan nasional selama hari raya Idul Fitri selalu menjadi sorotan. Sebab, kebutuhan hampir seluruh bahan pokok mengalami kenaikan menjelang lebaran.

Anggota Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartanto, mengungkap apabila permintaan tak diiringi pasokan seimbang dapat dipastikan harga-harga kebutuhan pokok tersebut akan meningkat tajam. Selanjutnya berdampak pada gejolak sebagai akibat daya beli masyarakat yang menurun."

Perlu diingat, kebutuhan pokok menyumbang laju inflasi," kata dia saat berbicara dalam diskusi Panel "Kesiapan Transportasi dan Pasokan Pangan Menjelang Idul Fitri 1432 H di Wisma Antara, Kamis (11/8).

Airlangga mengatakan, kondisi itu kian parah apabila terjadi dua hal, yaitu gagal panen dan penimbunan. Menurut dia, gagal panen merupakan persoalan yang tidak bisa diabaikan.

Data Kementerian Pertanian sepanjang tahun 2011 hingga bulan Juli, menyebutkan jumlah sawah gagal panen mencapai 17.000 hektar. Karena itu, stok cadangan beras secara nasional mesti dihitung ulang secara cermat agar kebutuhan masyarakat dapat tercukupi dengan baik.

"Pemerintah daerah perlu melakukan perhitungan secara matang terhadap kebutuhan stok beras yang dibutuhkan," kata dia.

Selain gagal panen, aksi spekulan perlu ditanggulangi. Sebab, penimbunan kebutuhan pokok akan memperparah situasi. Karena itu, kordinasi seluruh instansi terkait dan masyarakat untuk melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat." Tindakan tegas terhadap praktik penimbunan tentu harus dilakukan," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement