REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Indonesia Corruption Watch (ICW) melihat gejala pembungkaman Muhammad Nazaruddin semakin kuat. Anggota Badan Pekerja ICW Emerson Yuntho, Sabtu (13/8), menilai kemungkinan besar Nazaruddin tak lagi menyanyi berpeluang terjadi.
Ia melihat fenomena politikus yang terlalu banyak menyanyi memiliki resistensi tinggi di lingkungannya. Emerson merujuk pada kasus mantan kabareskrim Mabes Polri Susno Duadji yang loyo di tengah jalan. Ketika proses hukum belum berjalan Susno sangat gencar menyerang lawan-lawannya dan berupaya membongkar kasus lebih besar.
Namun ketika proses hukum berjalan Susno tak lagi aktif bersuara sebab terjadi pelemahan terhadapnya. Emerson yakin, di depan aparat penegak hukum nanti mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut tak lagi jadi penyanyi. “Saya takut Nazar seperti itu,” terang Emerson di Warung Daun, Cikini.
Meski begitu, pihaknya meminta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) agar berhati-hati melindungi Nazaruddin. Menurut Emerson, perlindungan itu harus disesuaikan konteksnya bahwa Nazaruddin punya itikad baik membongkar kasus korupsi di beberapa kementerian.
Namun ia meragukan Nazaruddin bisa membuktikan janji membongkar kasus tersebut sebab informasi yang dimilikinya belum juga ditunjukkan. “Cuma keamanan bagi dia itu penting, karena banyak yang merasa dia bisa jadi ancaman,” ujar Emerson.
Ia mendukung Nazaruddin ditempatkan di sel khusus dengan fasilitas tanpa akses telekomunikasi. Jika diberi alat komunikasi, pihaknya khawatir akan terjadi tawar-menawar proses hukum dan pembungkaman. Untuk konteks penanganan selama di penjara, Emerson menilai lebih baik semuanya dikoordinir secara detail oleh KPK.